SOLOPOS.COM - Ilustrasi batuk. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan ada sejumlah penyakit menular yang harus diwaspadai oleh masyarakat selama musim hujan yang disertai dengan genangan di sejumlah daerah. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Penyakit seperti diare, demam berdarah dengue, leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut, dan penyakit kulit dapat muncul di tengah masyarakat selama musim hujan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dari sudut penyakit menular ada tujuh hal yang harus kita waspadai bersama,” kata Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu dikutip dari Antara pada Minggu (9/10/2022).

Baca Juga: Kasus DBD di Gunungkidul Naik, 302 Warga Terjangkit & 3 Orang Meninggal

Tjandra menjelaskan diare merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai di musim penghujan ini punya kaitan erat dengan kebersihan individu. Ketika hujan menimbulkan banjir di berbagai daerah, maka sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar.

Sedangkan di daerah-daerah yang terdampak genangan air atau banjir akan ada pengungsian saat banjir di mana fasilitas dan sarananya terbatas, termasuk soal ketersediaan air bersih. Keterbatasan air bersih berpotensi menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat.

Untuk melindungi diri dari risiko penyakit diare, dia menganjurkan masyarakat untuk membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta sehabis buang hajat dan membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari.

Selain itu, masyarakat diimbau menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal, serta tidak lupa menghubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare.

Baca Juga: Era Digital Ancam Kesehatan Mata Anak, Apa yang Harus Dilakukan?

Hal kedua yang harus diwaspadai adalah banyak genangan akibat hujan, membuat nyamuk Aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam dengue lebih kondusif untuk berkembang biak.

“Karena itu diingatkan kembali tentang gerakan 3 M yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat,” kata Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.

Penyakit menular lainnya yang harus diwaspadai di musim hujan adalah leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Penyakit ini ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.

Pada musim hujan, terutama saat terjadi banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir.

Seseorang yang memiliki luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran dan kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi dan akan jatuh sakit.

Baca Juga: Hati-Hati Lur! Leptospirosis Ditemukan di Boyolali, Total Ada 11 Kasus

Langkah mengantisipasi penyakit leptospirosis adalah menjaga kebersihan agar tak ada tikus berkeliaran, tidak bermain air saat banjir, terutama jika memiliki luka, serta memakai pelindung seperti sepatu jika terpaksa harus ke daerah banjir.

“Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil,” pesan dia.

Penyakit menular lainnya yang harus diwaspadai di musim hujan adalah peningkatan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), kemudian peningkatan penyakit kulit, baik berupa infeksi, alergi atau bentuk lain.

Baca Juga: Kenali Bahaya Leptospirosis yang Tewaskan 3 Warga Karanganyar

Penyakit kulit disebabkan oleh kebersihan tubuh yang tidak terjaga baik, terutama dalam situasi banjir saat musim hujan. Penyakit ketujuh yang perlu diantisipasi adalah penyakit cerna lain, misalnya demam tifoid.  Mantan dirjen pengendalian penyakit serta kabalitbangkes Kemenkes ini mengatakan masyarakat juga perlu mengantisipasi perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita.

“Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan, apalagi bila banjir terjadi sampai berhari-hari,” beber Tjandra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya