SOLOPOS.COM - Pesawat komersial yang berhenti beroperasi di Bandara Adisoemarmo yang tertutup abu vulkanik, Jumat (14/2/2014) pagi. Bandara ini baru akan dibuka Kamis (20/2/2014). (Adib Muttaqin Asfar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Potensi pendapatan Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo yang hilang dinilai mencapai ratusan juta rupiah terkait penutupan bandara selama lima hari, Jumat-Selasa (14-18/2/2014). Rencananya Bandara Adi Soemarmo Solo beroperasi Kamis (20/2/2014) besok.

General Manager Bandara Adi Soemarmo, Abdullah Usman mengatakan penutupan bandara selama lima hari tidak menyebabkan rugi tapi membuat pihaknya kehilangan potensi pendapatan. Dia mengatakan sampai saat ini masih dihitung, tapi diperkirakan mencapai ratusan juta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Usman, panggilan akrabnya, menuturkan pada hari pertama potensi pendapatan yang hilang senilai Rp97 juta. Potensi pendapatan yang hilang itu dinilai merupakan potensi kehilangan yang paling kecil lantaran bandara bisa dibilang masih ramai sehingga pendapatan parkir cukup tinggi. Namun hari-hari berikutnya, pengunjung makin drop sehingga penerimaan makin kecil.

“Pendapatan bandara diantarnya berasal dari parkir dan airport tax. Dalam sehari rata-rata ada 23 flight sehingga potensi pendapatan yang hilang cukup besar” ungkap Usman kepada wartawan di dekat kantor informasi, Selasa (18/2).

General Manager PT Garuda Indonesia Cabang Solo, Flora Izza, menyampaikan selama lima hari tidak beroperasi ada potensi kehilangan pendapatan cukup besar.

Dia menjelaskan dalam sehari Garuda Indonesia memiliki lima kali jadwal penerbangan, rata-rata load factor 75% atau sekitar 120 penumpang dengan arga tiket, menurut Flora rata-rata Rp1 juta. Oleh karena itu, potensi pendapatan yang hilang sekitar Rp3 miliar selama lima hari atau sekitar Rp600 juta per hari. Apabila bandara beroperasi Kamis (20/2) maka potensi pendapatan yang hilang mencapai Rp3,6 miliar.

“Kami berharap otoritas bandara [Adi Soemarmo] memiliki kebijakan, tidak membebankan biaya parkir pesawat untuk lima hari. Ini kan bencana jadi kami mohon kebijakannya,” ujar Flora.

Dia menuturkan saat ini sebenarnya pesawat Garuda Indonesia sudah siap untuk terbang tapi terkendala karena bandara belum dibuka. Flora menyampaikan tidak ingin mengesampingkan pertimbangan safety. Oleh karena itu, ketika melakukan rapat koordinasi dengan otoritas bandara dan Lanud Adi Sumarmo dan pihak terkait masih ada potensi hazart, pihaknya juga tidak ingin memaksakan untuk terbang.

Sedangkan untuk refund atau pengembalian uang penumpang, Flora menuturkan hingga Senin (17/2) sudah ada sekitar Rp450 juta. Dia memperkirakan refund bisa mencapai Rp600 juta dengan asumsi Rp100 juta per hari. “Refund langsung kami kembalikan uangnya 100%. Hal ini supaya penumpang bisa menggunakan uang tersebut untuk beralih ke moda transportasi yang lain,” terang Flora.

Sedangkan District Manager Sriwijaya Air, Taufik Sabar, menyampaikan sekali flight pihaknya bisa memperoleh pendapatan Rp60.000. Oleh karena itu, apabila dalam sehari ada tiga flight, maka potensi penghasilan yang hilang diperkirakan Rp180 juta per hari atau Rp1,08 miliar selama enam hari.

“Tapi perkiraan tidak sebanyak itu, karena cukup banyak penumpang yang rerute dengan berangkat dari Bandara Achmad Yani Semarang sehingga kerugian bisa ditekan,” kata Taufik.

Dia menuturkan penerbangan Sriwijaya Air dari Bandara Achmad Yani ada dua extra flight untuk menampung limpahan penumpang dari Solo dan Jogja. Extra flight tersebut dijadwalkan beroperasi Minggu-Selasa (15-18/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya