SOLOPOS.COM - Pengunjung menikmati suasana kawasan Objek Mata Air Cokro (OMAC), Kecamatan Tulung bersamaan dengan momen padusan, Jumat (1/4/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) serta pelaku wisata di Klaten optimistis capaian pendapatan tahun ini melonjak dibandingkan dua tahun sebelumnya. Hal itu seiring pelonggaran pembatasan yang sebelumnya diterapkan gara-gara pandemi Covid-19.

Kepala Disbudporapar Klaten, Sri Nugroho, mengatakan selama dua tahun, yakni 2020 hingga 2021 seluruh objek wisata terdampak pandemi Covid-19. Hal itu menyusul peningkatan kasus Covid-19. Pembatasan diberlakukan di objek wisata hingga ada penutupan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Nugroho menjelaskan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata yang dikelola Pemkab sekitar Rp800 juta pada 2021. Nilai itu menurun dibandingkan PAD dari sektor pariwisata pada 2020 di atas Rp1 miliar.

Nugroho tak menampik kondisi serupa terjadi pada objek wisata yang dikelola desa melalui badan usaha milik desa (BUM desa) maupun kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Ada empat objek wisata yang dikelola Pemkab. Sementara, ada puluhan objek wisata yang dikelola desa melalui BUM desa maupun Pokdarwis.

Merosotnya pendapatan itu menyusul ada pemberlakuan pembatasan hingga beberapa bulan objek wisata ditutup menyusul melonjaknya kasus Covid-19.

Baca Juga: Bengkok Modin Klaten Ditanami Jambu Kristal, Jadi Wisata Petik Buah?

“Memang banyak yang mengeluh targetnya belum bisa terpenuhi,” kata Nugroho saat ditemui Solopos.com di Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Rabu (6/7/2022).

Terkait pariwisata di Klaten pada 2022, Nugroho optimistis kembali berkembang. Hal itu menyusul diberlakukannya pelonggaran seiring penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Sebelumnya diberlakukan pembatasan jumlah pengunjung maksimal 75 persen dari kapasitas. Sekarang sudah diberlakukan 100 persen seiring penurunan level PPKM di Klaten sekarang di level 1,” jelas Nugroho.

Nugroho optimistis PAD dari sektor pariwisata di Klaten bakal meningkat drastis pada 2022 dibandingkan 2021. Tahun ini, Disbudporapar menargetkan bisa meraih PAD dari sektor pariwisata sekitar Rp2,4 miliar.

Baca Juga: Kenapa di Klaten Banyak Umbul?

Disinggung objek wisata dikelola desa yang saat ini dibanjiri pengunjung, Nugroho mencontohkan seperti Umbul Pelem serta Umbul Ponggok.

“Di Umbul Pelem perkembangannya memang luar biasa. Setiap hari pengunjung hampir 1.500-2.000 orang,” kata dia.

Kepala Desa (Kades) Wunut, Kecamatan Tulung, Iwan Sulistya Setiawan, mengatakan omzet yang diperoleh BUM Desa Sumber Kamulyan dari pengelolaan Umbul Pelem pada 2021 mencapai Rp2,9 miliar. Sementara, omzet yang diperoleh BUM desa pada 2020 sekitar Rp1 miliar lantaran objek wisata sering tutup.

Terkait target omzet yang bisa diperoleh pada 2022, Iwan optimistis BUM desa bisa meraih pendapatan dari pengelolaan Umbul Pelem mencapai Rp5 miliar. Hal itu berdasarkan capaian pendapatan selama setengah tahun terakhir.

Baca Juga: Ini Daftar Wisata Candi di Klaten, dari Prambanan hingga Merak

“Alhamdulillah sampai Juni ini pendapatan yang masuk Rp2,4 miliar. Itu sudah bersih, sudah untuk operasional dan gaji karyawan,” jelas Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya