SOLOPOS.COM - Dosen FK UNS Solo, Dhani Redhono Harioputro. (Istimewa/laman resmi UNS Solo)

Solopos.com, SOLO — Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, Dhani Redhono Harioputro, mengungkapkan bahwa penyakit hepatitis akut misterius tidak ditularkan antarmanusia.

Namun, dia menyebutkan penularan virus hepatitis akut misterius melalui media tertentu. Pada kasus hepatitis akut ini Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menduga media yang sering menjadi penularan adalah makanan dan minuman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini mirip dengan hepatitis A dan E yang penularannya melalui media makanan. Namun, berbeda dengan hepatitis B, C, dan D yang penularannya melalui cairan tubuh.

“Tidak menular antarmanusia, tapi dapat ditularkan melalui beberapa media. Maksudnya kalau memang dugaan terakhir WHO ada dugaan infeksi dari arbovirus maka penderita bisa terkontaminasi dari makanan. Jadi makanan atau minuman bisa menularkan virus ini,” jelas Dhani seperti dilansir dari laman resmi UNS Solo pada Minggu (15/5/2022).

Humas UNS Solo mengunggah penjelasan Dhani itu pada Kamis (12/5/2022) dengan judul Dosen FK UNS Sampaikan Cara Pencegahan Hepatitis Akut Misterius.

Baca Juga : Disdik Klaten Imbau Sekolah Tidak Gelar Studi Wisata ke Luar Daerah

Selanjutnya, ia menjelaskan tentang mencegah hepatitis akut misterius pada anak. Dokter spesialis penyakit dalam ini menyarankan masyarakat selalu menaati protokol kesehatan.

Cuci Tangan

Peran masker, katanya, cukup penting untuk menghindarkan diri dari virus. Selain itu Dhani mengimbau orang tua agar mengingatkan anaknya selalu mencuci tangan sebelum makan. Cuci tangan yang benar dapat menghilangkan virus di tangan.

“Untuk menghindari, tetap menggunakan prokes saat ini. Kedua, cuci tangan dulu sebelum mengonsumsi makanan karena ini diduga ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi,” tegasnya.

Baca Juga : Innalillahi, Bocah di Jakarta Barat Meninggal Akibat Hepatitis Akut

Diberitakan sebelumnya, WHO menetapkan hepatitis akut misterius menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 15 April lalu.

Hepatitis akut misterius dinilai mulai meresahkan masyarakat dunia. WHO menemukan 170 kasus hepatitis akut misterius di 12 negara di Eropa, Amerika, dan Asia hingga berita ini diunggah pada Kamis lalu.

Hepatitis akut tersebut menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun. Penyakit ini sudah masuk ke Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan 18 kasus hepatitis akut misterius hingga Jumat (13/5/2022).

Kasus tersebut dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Paling banyak di DKI Jakarta dengan 12 kasus.

Baca Juga : Dinkes Klaten Waspadai Hepatitis Akut, Yuk Kenali Gejalanya

Rentang Usia

“7 dari 18 pasien diduga hepatitis akut dinyatakan meninggal. Namun saat ini masih belum dipastikan apakah meninggal karena penyakit hepatitis akut atau faktor lainnya,” terang Juru Bicara Kementerian Kesehatan sekaligus Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, seperti dilansir laman resmi Kemenkes, sehatnegeriku.kemkes.go.id, Minggu.

Syahril, sapaan akrab Mohammad Syahril mengungkapkan pasien yang diduga hepatitis akut misterius memiliki rentang usia 0-20 tahun.

Paling banyak anak berusia 5-9 tahun ada enam orang, usia 0-4 tahun ada empat orang, usia 10-14 tahun ada empat orang, dan usia di atas 15-20 tahun ada empat orang.

Baca Juga : Waspada Hepatitis Akut, Bupati Sragen: Sekolah Steril dari PKL

Lebih lanjut, Dosen FK UNS Solo, Dhani Redhono Harioputro, mengimbau orang tua untuk mengecek gejala penyakit ini pada anak-anak. Dhani menjelaskan penyakit ini memiliki ciri-ciri cukup mencolok.

Ciri-ciri itu ada warna kuning pada bagian mata. Itu merupakan akibat dari bilirubin yang tinggi. Jika kadar bilirubin semakin tinggi, kulit anak juga akan menjadi kuning.

“Mata yang seharusnya putih jadi kuning. Kemudian bisa terlihat di telapak tangan dan kaki. Air seninya juga berwarna seperti teh. Kadang-kadang disertai feses yang berwarna pucat,” jelas Dhani.

Selain ciri-ciri tersebut, ia juga mengungkapkan penderita biasanya akan mengalami demam, mual atau muntah, badan terasa sakit, hingga diare. Jika anak memiliki tanda-tanda tersebut, Dhani menyarankan orang tua segera membawa anak ke dokter.

Baca Juga : Jaga Diri dan Keluarga dengan Cara Ini Biar Tak Tertular Hepatitis Akut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya