SOLOPOS.COM - Ilustrasi wanita hamil (freepik)

Solopos.com, WONOGIRI—Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri mencatat baru 45% dari target sasaran ibu hamil (bumil) menjalani tes HIV di Wonogiri per November 2021 akibat pandemi Covid-19. Penularan HIV bisa terjadi dari ibu ke anak selama masa kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKK Wonogiri, Satyawati Prawirohardjo, menjelaskan ada penurunan tes pada program triple eliminasi untuk mengeliminasi penularan penyakit infeksi dari ibu ke anak, seperti HIV, sifilis, dan hepatitis. Pencapaian tes terhadap ibu hamil 95% dari target sasaran pada 2020 namun sampai November 2021 hanya 48% dari sekitar 12.000 bumil di Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengatakan program tersebut merupakan upaya untuk menemukan HIV sedini mungkin pada bumil supaya tidak menularkan virus kepada janinnya. Kementerian Kesehatan membuat regulasi untuk menolong ibu hamil yang ditemukan positif HIV.

Baca Juga: Paling Rentan, Ada 2 Pasien Tuberkulosis-HIV di Wonogiri

“Memang ini menjadi tantangan kami untuk menemukan kasus sedini mungkin karena terkendala kunjungan ibu hamil ke puskesmas yang turun selama pandemi Covid-19,” kata dia kepada Solopos.com setelah melakukan siaran di UPT Radio Siaran Pemerintah Daerah Wonogiri saat peringatan Hari AIDS Sedunia, Rabu (1/12/2021).

Menurut dia, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan capaian, antara lain dengan mengaktifkan kegiatan posyandu yang memberikan sosialisasi dan memotivasi ibu hamil untuk berkunjung ke puskesmas. Tes HIV direkomendasikan sejak usia kandungan memasuki triwulan I. Namun, sulit untuk memperoleh capaian sama dengan tahun lalu.

Adapun dari 48% ibu hamil yang menjalani tes HIV ditemukan satu perempuan yang terkonfirmasi positif HIV. DKK Wonogiri melakukan intervensi untuk mempertahankan kekebalan tubuh ibu hamil tersebut, salah satunya pemberian jenis obat antiretroviral (ARV) yang diminum setiap hari. Terapi ini tidak bisa menyembuhkan pasien HIV namun untuk menjaga daya tahan tubuh.

Baca Juga: Belum Vaksinasi, Sejumlah ODHA di Wonogiri Tak Siap Ditanya Petugas

“Ibu hamil mengkonsumsi ARV tidak apa-apa dan kami rujuk ke PDP [Perawatan Dukungan Pengobatan] melalui empat rumah sakit dan 11 puskesmas. Jadi pentingnya terkait deteksi dini bisa menekan jumlah virusnya sampai undetected. Saking sedikitnya sampai gak terdeteksi,” ungkapnya.

Dokter Layanan Pengobatan dan Dukungan Perawatan HIV-AIDS RS Umum Maguan Husada, Dhian Prasetyo, mengatakan penurunan jumlah pasien yang berkunjung ke fasyankes tidak hanya ibu hamil tetapi pasien secara umum saat angka Covid-19 tinggi beberapa bulan lalu.

“Sangat mungkin kekhawatiran mereka tertular Covid saat berkunjung ke fasilitas kesehatan menjadikan mereka menunda kunjungan ke fasilitas kesehatan, kecuali dalam kondisi gawat darurat. Tapi hal ini perlu kajian yang lebih mendalam,” katanya.

Baca Juga: Selamatkan Produksi Kakao, Indonesia Perlu Kemitraan & Industri Kreatif

Dhian menjelaskan data Kementerian Kesehatan pada triwulan I 2021 risiko penularan HIV dari bumil ODHA ke bayi adalah 20-50%. Jika diperinci risiko saat masa kehamilan 5-10%, saat proses melahirkan 10-20%, dan saat menyusui 5-20%. Namun persentase risiko tersebut dapat diturunkan hingga <2%, bahkan <1% apabila dilakukan upaya pencegahan penularan yang tepat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya