SOLOPOS.COM - Aktivitas di kandang Sapi Pedia, Dusun Sidowayah, Desa Ploso, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Di tengah penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4, penjualan sapi secara online di Wonogiri justru meningkat. Dalam waktu dua hari sebanyak 50 ekor sapi ludes terjual.

Warga Dusun Sidowayah, Desa Ploso, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Teguh Topo, 30, merupakan pedagang sapi yang menerapkan sistem penjualan online. Meski sudah mulai jualan sapi sejak 2010, sistem online baru diterapkan pada 2019. Adapun nama usahanya yakni Sapi Pedia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sejak ada PPKM darurat hingga sekarang, justru berdasarkan data penjualan saya, grafiknya naik. Selain sistem online saya jualnya hanya di kandang tidak ke pasar,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Senin (2/8/2021).

Baca Juga: Raih Emas, Indonesia Naik Posisi 34 Klasemen Medali Olimpiade Tokyo 2020

Menurut Teguh, ada sejumlah faktor yang membuat penjualannya justru meningkat saat PPKM. Pertama, beberapa pasar hewan tutup. Kedua, saat membeli sapi orang lebih mengutamakan menghindari kontak fisik.

“Beli ke pasar mau enggak mau berkerumun. Warga pilih yang simpel dengan menghindari kerumunan saat PPKM. Insyaallah beli di sini amanah dan tidak mengecewakan. Slogan kami yakni harga grosir, bergaransi dan tanpa calo,” ungkap dia.

Setiap pasaran jawa Pahing, Ia belanja sapi di berbagai daerah, seperti Yogyakarta dan sejumlah daerah di Jawa Timur. Setiap belanja, ia membeli 40-50 ekor. Dalam waktu dua hingga tiga hari, sapi yang dibeli itu ludes terjual.

“Belanjanya lima hari sekali. Pahing beli, dua hingga tiga hari habis. Nanti Pahing belanja lagi. Sebelum PPKM penjualan dalam satu bulan rata-rata di bawah 200 ekor. Selama PPKM justru meningkat, rata-rata 210 ekor setiap bulan,” ujar dia.

Setelah Iduladha, lanjut Teguh, masyarakat banyak yang mencari bibit sapi jantan. Rata-rata akan dipelihara selama satu tahun dan dijual menjelang Iduladha tahun depan. Satu pekan setelah Iduladha 2021 lalu, ia mempunyai stok sapi jantan 52 ekor. Dalam waktu satu hari, sapi jantan itu habis terjual.

“Paling laku sapi jenis limousin dan simental. Alhamdulillah mayoritas pelanggan puas. Ya kalau 100 persen tidak bisa, tapi saya jamin 90 persen pelanggan kami puas. Karena permintaan selalu ada dan cepat habis,” paparnya.

Baca Juga: Dandim Karanganyar Bujuk OTG Jalani Isolasi di Tempat Isolasi Terpusat

Lebih jauh Teguh mengungkapkan, mayoritas pelanggannya berasal dari lokal Wonogiri. Hal itu karena warga Wonogiri yang menjadi peternak sapi cukup banyak. Paling jauh pemesan berasal dari daerah Karisidenan Madiun dan Soloraya. Selain itu, setiap pekan ia mengirim 20-30 ekor sapi ke Jabodetabek.

Menurut Teguh, sebagian besar konsumennya mengetahui Sapi Pedia dari kanal media sosial yang ia buat, seperti Youtube, Instagram dan Facebook. Di kanal itu ada nomor whatsapp (WA) miliknya. Calon pembeli melakukan transaksi, negosiasi melalui WA.

“Saya kirim foto dan video sapi secara detail. Jika sudah sepakat langsung kami kirim, sampai di rumah pembayaran lunas. Harga itu sudah termasuk ongkos kirim, vaksin dan obat cacing. Karyawan saya ada sepuluh orang,” tandas Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya