SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

 
Harianjogja.com, JAKARTA — Pasar kendaraan segmen city car periode Januari-Oktober turun 20,9% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, karena pada tahun ini menghadapi tantangan pelambatan ekonomi dan hadangan segmen low cost green car.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merilis, total penjualan city car secara wholesales Januari-Oktober tahun ini mencapai 38.938 unit, sedangkan tahun lalu 49.230 unit.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Dari informasi yang dirangkum Bisnis, pelaku industri mengakui jika pasar pada 2014 cenderung stagnan. Pertumbuhan secara year to date tidak terjadi secara signifikan.

Total pasar otomotif pada periode yang sama tahun ini 1.038.298 unit, sedangkan tahun lalu 1.020.370 atau hanya bertumbuh sekitar 2% saja.

Pertumbuhan pasar pun cenderung terdorong segmen low cost green car (LCGC) yang siginifikan. Angkanya hingga Oktober mencapai 144.624 unit, padahal target Gaikindo pada 2014 hanya 120.000 unit.

LCGC menjadi pilihan saat perlambatan ekonomi terjadi akibat iklim politik saat pemilu lalu. Segmen city car sebenarnya cukup prospektif, jika merujuk data Gaikindo pada 2012 terjual 42.442 unit dan tahun berikutnya menanjak hngga mencapai 59.111 unit.

“Memang terjadi perpindahan konsumen ke LCGC seperti sedikit dari low MPV. LCGC pun besar kemungkinan menyerap pasar city car. Karena karakternya sama, sebagai kendaraan compact dengan kapasitas lima penumpang pula,” ujar Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto kepada Bisnis, Rabu (26/11/2014).

Menurut Jongkie, tidak masalah jika terjadi ”kanibalisme” pasar city car oleh LCGC. Yang terpenting, total pasar tetap terjaga sebagai tolak ukur peningkatan industri.

Budi Nur Mukmin, General Manager Marketing Strategy and Public Relations PT Nissan Motor Indonesia (NMI) mengatakan, pasar city car bisa terus tergerus oleh LCGC.

Dia mengamini Jongkie jika hal itu karena karakter produk city car hampir sama dengan LCGC.

Menurutnya, pabrikan kendaraan harus melakukan pembedaan karakter produk agar eksistensi satu segmen tak terganjal segmen lainnya.

“Harus ada diferensiasi produk yang menonjolkan keunggulan masing-masing. Sperti LCGC yang lebih menonjolkan isu kendaraan ekonomis. Di sisi lain spesifikasi city car harus ditambah tentunya yang tidak dimiliki LCGC,” kata Budi.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan pendapat berbeda. Meskipun tidak ada data pasti, menurutnya sedikit sekali pasar city car yang diserap LCGC. Faktor terbesar penurunan pasar memang terjadi karena daya beli yang menurun.

Hal itu berdampak cukup signifikan karena karakteristik pasar di segmen city car rata-rata membeli kendaraan tersebut sebagai mobil kedua. Menurut Rahmat, pasar city car pada akhir tahun tidak akan berbeda dengan capaian hingga Oktober.

“Perpindahan konsumen itu sedikit. Faktor utamanya karena ekonomi melambat daya beli berkurang. Kami melihat bukan tersedot LCGC, di segmen itu rata-rata pembeli kedua. Artinya city car sebagai mobil tambahan. Sedangkan LCGC menyasar first buyer,” ujar Rahmat.

Direktur Pemasaran PT Daihatsu Astra Motor (ADM) Amelia Tjandra mengatakan pasar city car tahun depan masih akan tertekan. Stagnasi pertumbuhan pasar akan tetap terjaga karena pemerintah menaikan suku bunga acuan menjadi 7,75%.

Di sisi lain pasar LCGC akan bertambah. Jika hingga Oktober pangsanya mencapai 13,9% dari total pasar, tahun depan bisa bertambah 1%-2%.

”Yang kena makan city car karena paling dekat dengan segmen LCGC, jadi tahun depan city car masih akan tertekan. Paling terasa karena konsumen pindah. Karena umumnya sama-sama lima seater itu kan ke city car,” ujar Amelia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya