SOLOPOS.COM - Proses produksi sejumlah lilin hampers Natal oleh penjual lilin di Boyolali, Arini Khoiriyah, di Desa Candi Kecamatan Ampel, Boyolali, Jumat (18/11/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI — Perayaan Hari Natal masih sebulan lebih. Kendati demikian, pengusaha lilin di wilayah Boyolali mulai kebanjiran order sejak pertengahan November lalu. Salah satunya yakni Pelaku usaha Lilin di Boyolali, Arini Khoiriyah.

“Sejak 11.11 kemarin, mulai ada peningkatan pesana sekitar 30 persen, ” ucapnya saat di rumah, Desa Candi Kecamatan Ampel, Jumat (18/11/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Karena perayaan Natal sebentar lagi, kata Rini, toko yang dikelolanya menawarkan hampers-hampers natal ke konsumen. Rini mengatakan respon para konsumen terkait hampers natal yang ditawarkan itu rupanya cukup bagus.

“Alhamdulillah, responnya sudah mulai terasa, dari 11.11 kemarin sudah mulai meningkat,” kata dia.

Kenaikan permintaan dari para konsumen sudah sekitar 30 persen, kata Rini, bila perhitungan kenaikan omzet sekitar Rp20 juta. Naiknya permintaan lilin itu didominasi oleh paket hampers natal yang ditawarkan itu.

Baca juga: Lilin Aromaterapi Berisi Pesan Cinta, Inspirasi Kado Natal Unik di Boyolali

Rini memprediksi kenaikan permintaan bisa terjadi sampai mendekati Hari Natal bila situasi dan kondisi masih stabil seperti saat ini.

“Mudah-mudahan ini [hampers lilin] sampai akhir akan naik lagi,” doa dia.

Rini merinci harga hampers yang paling murah di tokonya dibanderol senilai Rp50.000. Dengan harga itu, konsumen sudah mendapat tiga gelas lilin dan aksesoris tambahan di dalam hampers. Bila membeli lilin saja, Rini melayani pembeliannya dengan tarif Rp12.000 per satuannya.

Rini mengaku pangsa pasar lilin yang dikelolanya sudah sampai di berbagai daerah. Jangkauan itu berkat adanya penjualannya lewat online, khususnya di Shopee. Kemudian, selain Shopee, penjualan lilinnya saat ini juga mulai menunjukkan peningkatan lewat media TikTok.

Usaha lilin yang dijalankan Rini mulai dirintis sejak 2008. Saat ini, kata Rini, satu bulan rata-rata bisa menghabiskan satu hingga dua ton bahan lilin.

Baca juga: Terampil Bungkus Kado Bisa Jadi Peluang Bisnis

Kenaikan permintaan lilin sangat dirasakan saat booming hampers masa pandemi, naiknya bisa sampai 2,5 ton bahan lilin. Rini mengaku meski pandemi, ia justru panen cuan dari booming hampers waktu itu.

“Saat Idul fitri naik, ada graduation naik, apalagi saat hampers booming di waktu pandemi. Kalau saat ini kami mencoba masuk ke souvenir weeding,” kata dia.

Lebih lanjut, reseller Rini yang order ribuan untuk sekali order, ada sejumlah 20 orang. Reseller tersebut berasal dari Jawa Timur, Jakarta, Bandung, Solo, dan rata-rata reseller Rini dari kalangan anak muda.

“Mereka ordernya bukan hampers karena mau dikemas sendiri jadi hampers. Ada yang pernah sekali pesan 2.000 biji, itu dalam dua bulan bisa habis. Dan order 1.000 biji lagi sesudahnya,” pungkas dia.

Baca juga: KISAH UNIK: Bukan Kereta Rusa, Sinterklas Ini Pilih Naik Ferrari

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya