SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan (freepik)

Solopos.com, JOGJA — Angka kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 11,49%, angka ini menjadikan DIY sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa dan provinsi termiskin ke-12 di Indonesia. Kenapa bisa banyak orang miskin di DIY? Padahal mayoritas penduduk DIY memiliki pekerjaan.

Terkait hal itu, Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Yogyakarta, Budiharto Setyawan, menjelaskan ada dua hal yaitu pola konsumsi masyarakat DIY yang cenderung sederhana dan metode pengukuran statistik belum sepenuhnya bisa menggambarkan purchasing power parity atau paritas daya beli masyarakat DIY yang sebenarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Budi menjelaskan faktor tingginya angka kemiskinan di DIY tidak terlepas dari pola konsumsi masyarakat DIY yang cenderung unik dan relatif berbeda dibandingkan daerah lain.

Ekspedisi Mudik 2024

Mayoritas masyarakat DIY, kata dia, memiliki budaya yang kuat dalam menabung dibandingkan dengan konsumsi. Hal ini terlihat dari tingkat simpanan masyarakat di bank yang selalu lebih tinggi dibandingkan tingkat kredit.

“Secara rata-rata rasio kredit dibandingkan dengan simpanan [Loan to Deposit Ratio/LDR] rumah tangga di DIY dalam 10 tahun terakhir berkisat 66,78% yang berarti masih rendah apabila dibandingkan dengan rasio ideal 80-90%,” kata dia melalui rilisnya, Jumat (20/1/2023).

Kondisi demikian, sambung Budi, terus menjadi problem secara statistik karena penduduk dikategorikan miskin apabila rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Dengan demikian, katanya, semakin rendah pengeluaran penduduk maka akan semakin dekat dengan kemiskinan.

“Sementara itu, kesenjangan pendapatan yang didekati dengan pengeluaran penduduk lokal dengan penduduk pendatang sangat tinggi. Kesenjangan pengeluaran ini didominasi oleh produk tersier,” ujarnya.

Budi menjelasakan mayoritas penduduk pendatang melakukan pengeluaran yang signifikan lebih besar utamanya untuk produk makanan jadi, sewa rumah, maupun produk gaya hidup seperti perawatan kecantikan dan kesehatan.

“Kesenjangan pengeluaran ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketimpangan di DIY menjadi tinggi,” paparnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul BI: Warga Jogja Suka Menabung Tapi Pengeluaran Rendah, Penyebab Kemiskinan Tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya