SOLOPOS.COM - Ketua DPRD Sragen, Bambang Samekto (baju putih), melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pedagang Pasar Bunder, Sragen, Rabu (7/1/2014). (Irawan Sapto Adi/JIBI/Solopos)

Penipuan Sragen diduga terjadi di Pasar Bunder. Polres Sragen kemarin membongkar jaringan merica palsu. Polisi juga menyita 65 kg merica palsu.

Solopos.com, SRAGEN — Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Ketua DPRD Sragen, Bambang Samekto dan Ketua Komisi II DPRD Sragen, Suparno, tidak menemukan peredaran merica palsu di Pasar Bunder, Sragen, Rabu (7/1/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com di lokasi, setelah sampai Pasar Bunder, Bambang yang hanya didampingi Suparno itu lantas beranjak menuju kantor Lurah Pasar Bunder.

Namun, saat hendak ditemui, Lurah Pasar Bunder tidak berada di ruang kerjanya karena mengikuti kegiatan yang diadakan Pemerintah kabupaten (Pemkab) Sargen di tempat lain.

Di kantor Lurah Pasar Bunder, Bambang menanyakan kepada sejumlah petugas lain mengenai keberadaan merica palsu.

Bambang juga sempat menggetak ketika tidak ada satu pun petugas yang menyimpan dan menunjukan sample merica palsu hasil temuan Polres Sragenpada pegadang di Pasar Bunder, Selasa (6/1/2015).

“Tidak ada yang menyimpan [merica palsu]? Tindakan petugas pasar lalu apa setelah kemarin [Selasa] Polres Sragen menemukan merica palsu di pedagang Pasar Bunder. Padahal sampai 56 kilogram [kg] yang ditemukan,” kata Bambang bertanya kepada petugas di kantor Pasar Bunder lantai dua itu.

Karena tidak menemukan sample di kantor Lurah Pasar Bunder, Bambang dan Suparno lantas meminta Petugas Pelaksana Ketertiban Pasar Bunder, Sudaryo, untuk menemani mereka berkeliling ke sejumlah kios bumbu milik pedagang.

Rombongan yang melewati setiap jalan pasar untuk menenemukan pedagang yang dimungkinkan menjual merica palsu menjadi perhatian para pedagang dan pembeli yang saat itu tengah beraktivitas di Pasar Bunder.

Kios sembako dan bumbu masak milik Joko, 43, menjadi yang pertama dikunjungi Bambang dan Suparno. Terjadi interaksi cukup lama antara anggota dewan dan penjual kios di bagian timur itu.

Begitu juga saat mereka bertemu dengan pedagang lain di Pasar Bunder, Sutanto, 70. Selain pola pemasaran, Bambang dan Suparno juga penasaran mengenai cara membedakan antara merica palsu dan merica asli dari sudut pandang pedagang.

“Jadi asumsi pedagang atau pembeli di Pasar Bunder itu tidak ada merica palsu atau merica asli, namun merica murah atau mahal. Murah dibanderol senilai Rp15.000 per kg. Sedangkan merica mahal dihargai Rp180.000 per kg. Masyarakat dipersilahkan memilih oleh pedagang dengan terbuka,” kata Bambang saat dijumpai seusai berkeliling dan memperoleh keterangan dari sejumlah pedagang, Rabu.

Dalam sidak tersebut, Bambang dan Suparno tidak menemukan barang bukti berupa merica palsu seperti yang ditemukan Polres Sragen, Selasa.

Menurut Bambang, berdasarkan informasi dari pedagang, merica palsu terbuat dari tepung tapioca yang dicampur dan dikemas menyerupai merica asli.

Tidak menutup kemungkinan, lanjut dia, setelah adanya sitaan merica palsu oleh Polres Sragen, pedagang lantas menutupi peredaran merica palsu.

“Kemarin ada temuan merica yang dikatakan palsu oleh kepolisain. Namun kali ini merica palsu atau merica murah hilang dari peredaran. Kami sidak hari ini tidak menemukan pedagang [yang menjual merica palsu],” ujar Bambang.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Sragen, Suparno, menilai Pemkab Sragen melalui Dinas Perdagangan Sragen  perlu proaktif untuk mengontrol kualitas semua jenis makanan yang beredar di pasar di Bumi Sukowati.

Menurut dia, peredaran merica palsu selama sekitar tiga tahun terakhir di Pasar Bunder menjadi preseden buruk mengenai lemahnya perlindungan makanan bagi konsumen.

“Dinas Kesehatan Sargen dan Dinas Pedagangan Sragen, sekaligus Lurah Pasar Bunder bisa melalukan sosoliasi ke pedagang agartentunya, masyarakat tidak ada yang dirugikan. Kalau tadi ada [pedagang] yang bilang merica palsu terbuat dari tepung tapioka, bisa dipastikan kanduanganya. Semua pendagang bilang tidak bisa membedakan [antara merica palsu dan asli] kecuali dirasakan,” ujar Suparno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya