SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Kalangan pengusaha khususnya industri mendesak pemerintah tidak menaikkan tarif dasar listrik (TDL) tahun ini.

Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo, Rihatin Budiyanto, saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Selasa (9/3), menyampaikan jika rencana kenaikan TDL sebesar 15% juga dikenakan pada kalangan industri maka akan menjadi masalah besar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Terutama kalangan industri yang dominasi biaya produksi adalah dari energi listrik. Sebut saja tekstil. Biaya energi ini bisa mencapai 30% dari total biaya produksi,” tuturnya.

Apindo pun menyayangkan dengan wacana kenaikan TDL tersebut karena sebelumnya pemerintah sudah berjanji untuk tidak menaikkan tarif listrik. Jika pelayanan listrik sudah memuaskan, bagi industri kenaikan itu tidak akan jadi soal.

“Tapi persoalannya pelayanan PLN kepada kalangan industri terkait pasokan listrik sejauh ini masih menjadi kendala produksi. Seperti adanya pengalihan jam kerja dan tarif ganda juga masih diberlakukan. Industri masih harus memanfaatkan genzet untuk menutupi kekurangan pasokan listrik, padahal penggunaan genzet sendiri berdampak pada pembengkakan biaya produksi, mengingat harga bahan bakar saat ini juga naik,” papar Rihatin.

Dengan menaikkan TDL, lanjut Rihatin, pemerintah terkesan tidak melakukan langkah perlindungan terhadap industri dalam negeri, karena saat ini industri tengah dihadapkan pada persaingan pasar global. “Sekarang pengusaha masih memegang komitmen bagaimana pasca ASEAN China Free Trade Area (AC-FTA) ini tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK). Tetapi, jika dengan kenaikan TDL kemudian biaya produksi tidak sampai break event point (BEP) pasti akan sangat beras.”

Senada disampaikan Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah, Djoko Santoso. Di mana, API mempertanyakan komitmen pemerintah untuk tidak menaikkan TDL di tahun 2010 ini.

Menurut Djoko, seberapapun kenaikan TDL itu dilakukan, dampaknya akan sangat buruk bagi pertumbuhan industri dalam negeri, terutama jika tidak dibarengi dengan berbagai insentif seiring persaingan global.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya