SOLOPOS.COM - ilustrasi. (dok JIBI/BISNIS)

Solo (Solopos.com)–Kalangan pengusaha di Solo mendesak kalangan perbankan komersial segera menyesuaikan bunga kredit agar kebijakan moneter yang  disampaikan Bank Indonesia (BI) terkait penurunan BI Rate sebesar 50 basis point dari 6,5% menjadi 6%, bisa tepat sasaran.

Pengusaha pun memrediksi pertumbuhan ekonomi dan kinerja sektor riil akan terhambat jika perbankan terus menunda penurunan bunga kredit.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Solo, Farid Sunarto,  menyayangkan langkah perbankan komersial yang selalu menunda menyesuaikan bunga kredit saat BI Rate turun.

“Itu sudah jadi tabiat bank di Indonesia. Bank komersial di Indonesia berbeda dengan bank-bank di luar negeri, di mana setelah bank sentral menurunkan acuan suku bunga maka akan diikuti dengan penurunan bunga kredit,” kata Farid kepada Espos, Selasa (15/11/2011).

Ia mengatakan, jika perbankan cenderung menunda penyesuaian bunga kredit, maka pasar pun khususnya dari sektor investasi pun akan menunda ekspansinya.

“Pasar pun tidak akan serta merta merespon. Kalau bank tidak segera menurunkan bunga pinjaman, kami juga pasti baru akan merespon setelah bank menurunkan bunganya.”

Farid juga menegaskan, penyesuaian bunga kredit menjadi tuntutan mutlak pelaku usaha kepada industri perbankan. “Apalagi akhir tahun ini kondusifitas iklim bisnis sedang terganggu dengan kondisi cuaca dan alam yang kurang baik, di tambah kondisi ekonomi global yang mencemaskan.”

Senada disampaikan Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Tangan Indonesia (Asmindo) Soloraya, David R Wijaya. “Penurunan BI Rate memang bagus. Tapi sayangnya perbankan komersial tidak langsung mengikuti. Sudah penyesuaiannya lama, malah kadang juga tidak turun. Harapan masyarakat dan pelaku usaha kalau bunga bank makin rendah tentu akan semakin menarik dan akhirnya bisa menggerakkan sektor riil,” kata David.

Ia pun menegaskan, pelaku usaha perlu sebuah kepastian penyesuaian yang cepat karena bisnis tidak bisa menunggu satu dua bulan. Apalagi, kondisi ekonomi global saat ini butuh stimulus yang pasti dan cepat khususnya agar sektor riil ini bisa bertahan di tengah ancaman krisis
global.

Di sisi lain Pemimpin BI Solo, Doni P Joewono menyampaikan salah satu alasan BI menurunkan BI Rate adalah meminimalisir dampak krisis ekonomi global. BI tetap berupaya agar pertumbuhan ekonomi nasional bisa tercapai sesuai target di angka 6,5% hingga 6,6%.

“Ini salah satu alasannya. Sehingga, dengan penurunan BI Rate yang sudah cukup banyak, total sudah 75 basis point, maka bank-bank diharapkan segera merespon dengan tidak membebani dunia usaha dengan bunga tinggi,” kata Doni.

(haw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya