SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com) – Sejumlah pengusaha batik di Kota Bengawan mengritik penyelenggaraan Solo Batik Carnival (SBC) yang menurut mereka tidak pernah melibatkan secara langsung pelaku industri batik.

Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL), Alpha Febela Priyatmono menegaskan, tidak semestinya penyelenggaraan yang mengagungkan batik itu digelar tanpa melibatkan pengusaha batik. Padahal, secara langsung pengusaha batiklah yang diuntungkan dengan gelaran tersebut. “Kami akui event tersebut memang bagus. Tetapi, dengan melihat kondisi perekonomian dan tingkat pendidikan masyarakat yang saat ini masih belum mapan, belum saatnya para peserta karnaval batik itu menghamburkan dana hingga Rp 3 juta lebih per peserta hanya untuk eforia semalam saja,” kata Alpha, saat ditemui Espos, di rumah produksinya, Batik Mahkota, beberapa hari lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Alpha mengatakan, pihaknya pernah menawarkan secara informal kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terkait penyelenggaraan SBC. “Pelaksanaan SBC itu kan lebih banyak menguntungkan kami sebagai pengusaha. Semestinya kami terlibat langsung, misalnya mensponsori bahan atau kain batik bagi peserta kemudian mereka (peserta-red) yang mendesain. Memang, usulan ini pernah mendapat keberatan dari pelaksana, karena karnaval tersebut murni tanpa branding,” papar Alpha. Hingga akhirnya, pengusaha batik pun tidak terlibat sama sekali dalam gelaran tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Tapi, lanjut Alpha, kalau pengusaha batik dimintai bantuan sponsor yang di luar kompetensi mereka sebagai pengusaha batik, tentu akan berfikir dua kali untuk itu. “Kami pernah dimintai untuk mensponsori lighting. Apa kompetensi kami di bidang lighting? Kan tidak ada,” ujar dia.

Sementara itu, Bagian Litbang FPKBL, Widhiarso, mengakui bahwa SBC adalah event yang harus dilihat dari konteks hiburan dalam kemasan kepariwisataan. “Memang, seharusnya bisa memberikan multiefek terutama bagi pengusaha. Akan lebih baik, jika kedepan pengusaha batik ini dilibatkan secara langsung dalam penyelenggaraan tersebut. Jika memang tidak boleh membranding merek masing-masing pengusaha, maka bisa menampilkan branding komunitas, seperti Kampoeng Batik Laweyan atau Kampoeng Batik Kauman.”

Pimpinan Produksi SBC, Heru Prasetya, menyampaikan dalam penyelenggaraan SBC dua tahun lalu, pihaknya sudah berusaha menggandeng pengusaha batik. “Tapi, memang tema karnaval kita bersih dari branding dan bersih dari sponsor. Kami memang berharap ada support dari mereka. Sehingga, SBC mendatang, kami akan penjajakan lagi untuk kerja sama langsung dengan pengusaha, misalnya setiap pengusaha menghadirkan sejumlah peserta karnaval yang memakai batik buatan mereka,” kata Heru.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya