SOLOPOS.COM - Pengunjung menikmati durian dalam Festival 1.000 Durian di Balai Desa Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Minggu (22/1/2023). Lebih dari seribu durian habis dalam dua hari. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 1.151 buah durian ludes terjual di Festival 1.000 Durian di Balai Desa Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali selama dua hari, Sabtu-Minggu (21-22/1/2023). Selain bisa makan sepuasnya, pengunjung di Festival 1.000 Durian tersebut juga bisa memborong durian dengan harga relatif terjangkau.

Kepala Desa (Kades) Pentur, Maskuriyadi, mengungkapkan pada hari pertama, 450-an durian habis dilibas oleh 51 orang. Di samping itu, sekitar 54 durian dibeli pengunjung untuk dijadikan oleh-oleh.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau kemarin itu saya cek yang beli tiket itu ada 51 orang. Itu kemarin ada yang orang Jepang itu ada, pas dia ke Sragen mampir ke sini juga. Terus ada orang Solo, Klaten, Wonogiri, banyak. Yang Boyolali itu kayak Banyudono, Selo, Juwangi, banyak,” tuturnya saat berbincang kepada Solopos.com di lokasi acara, Minggu (22/1/2023).

Beberapa komunitas pegowes, mobil, komunitas pencinta motor gede juga ikut berdatangan untuk menyantap durian lokal Pentur, seperti montong dan durian duri hitam.

Ia mengungkapkan, total durian yang terjual dari hari pertama dan kedua mencapai 1.151 durian. Harga tiket masuk (HTM) orang dewasa Rp100.000 per orang. Sedangkan untuk anak Rp50.000 per orang.

Dengan HTM yang ditentukan, masyarakat bisa menikmati sajian durian sepuasnya. Bahkan, bisa membawa oleh-oleh durian dengan harga mulai dari Rp50.000 per buah.

“Untuk hari pertama itu kami buka mulai dari pukul 09.00 WIB sampai 17.00 WIB karena stok hari pertama habis. Lalu di hari kedua ini rampung pukul 16.00 WIB dengan total durian terjual 1.151 buah,” kata dia.

Maskuriyadi mengungkapkan acara Festival 1.000 Durian Desa Pentur tersebut diadakan untuk membantu menjualkan hasil bumi masyarakat. Biasanya, masyarakat menjual durian mereka di rumah.

Para pembeli yang berasal dari desa atau pun kecamatan tetangga langsung mengunjungi ke rumah warga atau ada pengepul yang membantu menjualkan ke luar kota.

“Ada juga yang buka penjualan online itu yang beli luar kota. Bahkan sempat dikirim sampai Kalimantan. Cuma mengirimnya itu sudah diwadahi [dalam wadah], bukan bentuk durian,” jelasnya.

Tak hanya membantu menjualkan durian warga, Festival 1.000 Durian tersebut juga bermaksud memperkenalkan potensi lokal Desa Pentur. Maksuriyadi mengklaim, di Kecamatan Simo hanya Desa Pentur yang memiliki tingkat produktivitas durian yang tinggi.

Dalam sekali musim, ungkap Maskuriyadi, lebih dari satu juta durian yang dihasilkan oleh warga Desa Pentur. Dengan acara tersebut, Maskuriyadi juga ingin mem-branding Desa Pentur sebagai penghasil durian.

“Di sini itu, satu rumah minimal punya satu durian. Jadi memang produktivitasnya tinggi. Dengan event ini, semoga yang tidak tahu Desa Pentur penghasil durian bisa tahu, bisa makan durian Pentur,” jelasnya.

Lebih lanjut, Maskuriyadi memutuskan tidak memperpanjang Festival Durian Pentur. Dengan demikian, acara tersebut berakhir, Minggu (22/1/2023).

“Dari perencanaan empat hari, kami gelar dua hari. Soalnya stok menipis, jika mau beli bisa langsung ke petani atau pedagang lokal Pentur,” ujarnya.

Maskuriyadi juga merencanakan akan menggelar acara serupa di tahun depan dengan persiapan yang lebih baik lagi.

“Nanti bakal kami adakah kirab gunungan durian, stan bazar durian murah, dan olahan makanan bahan dasar durian,” ujarnya.

Salah satu pencinta durian asal Teras Boyolali, Eksani, mengaku mengunjungi Desa Pentur pada hari pertama Festival 1.000 Durian dibuka. Ia menghabiskan uang Rp220.000 untuk menyantap durian Desa Pentur. Rinciannya, Rp100.000 untuk makan sepuasnya, sisanya digunakan membeli durian.

“Di sana duriannya banyak sekali, terus saya bayar HTM. Saya dipersilakan makan durian dan memilih, saya makan empat durian di sana. Beraneka rasa, tentu rasa yang paling enak itu kemarin durian montong, jadi manis ada pahitnya sedikit,” ungkapnya.

Sebagai pencinta durian, ia mengaku senang karena HTM di Festival 1.000 Durian cukup murah dibanding acara serupa lainnya. Umumnya, harga durian dengan kualitas rasa yang sama seharga lebih dari Rp100.000 per buah.

Ia mengatakan jika acara tersebut diadakan lagi, ia akan menjadi yang pertama datang. Eksani mengaku dari rumah sengaja tidak makan agar bisa makan banyak di acara tersebut. Terbukti, dia bisa menghabiskan empat durian sendirian.

“Kalau di situ, saya bayar Rp100.000 tapi bisa makan empat. Saya sendiri puas sekali mengunjungi Desa Pentur. Ke depan, untuk warga Pentur yang mayoritas petani durian mungkin bisa dibuat gunungan, arak-arakan, nanti pasti akan mendatangkan pembeli,” kata dia.

Berdasarkan data Boyolali Dalam Angka 2022 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), produktivitas durian di Boyolali pada 2021 mencapai 34.055 kuintal. Angka tersebut melesat hampir 100 persen dari 2020 sebanyak 17.503 kuintal

Produktivitas tertinggi pada 2021 berada di Kecamatan Karanggede, yaitu 12.305 kuintal. Di Kecamatan Simo, produktivitas pada 2021 melejit dari 2020, yaitu dari 921 kuintal menjadi 2.644 kuintal.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya