SOLOPOS.COM - Pemerintah Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, memperkenalkan ikat kepala Wirosangir Kasiaji di sela-sela acara rapat koordinasi yang digelar BPSMP Sangiran di Hotel Novotel, Senin (19/10/2020) malam. (Istimewa/Pemdes Krikilan)

Solopos.com, SRAGEN — Semua pengujung Situs Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah nantinya diwajibkan memakai ikat kepala Wirosangir Kasiaji. Ikat kepala ini diharapkan bisa menjadi ciri khas Sangiran sebagai salah satu modal penting untuk mendukung tumbuh kembang pariwisata.

Ikat kepala Wirosangir Kasiaji itu resmi diluncurkan di sela-sela kegiatan rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan yang digelar Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran di Hotel Novotel Solo, Senin (19/10/2020) malam. Ikat kepala Wirosangir Kasiaji diperkenalkan oleh Kepala Desa Krikilan, Widodo, kepada sekitar 40 peserta yang hadir dalam pertemuan itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Sekarang kami sudah memproduksi ikat kepala ini sekitar 100 lembar. Sebagian sudah kami pakai sebagai souvenir dalam kegiatan itu. Sebagian lagi akan dipakai oleh perangkat desa pada hari-hari tertentu. Ke depan, tidak menutup kemungkinan semua karyawan di BPSMP dan pengunjung juga wajib memakai ikat kepala ini," papar Sekretaris Desa (Sekdes) Krikilan, Aries Rustioko, kepada Solopos.com, Selasa (20/10/2020).

Musim Hujan Tiba, Warga Klaten Harus Waspada Angin Puting Beliung & Banjir!

Dalam waktu dekat, Pemdes Krikilan bakal menyusun perdes terkait penggunaan ikat kepala Wirosangir Kasiaji sebagai ikon baru di Situs Sangiran. Ke depan, semua pengunjung Situs Sangiran juga diwajibkan memakai ikat kepala Wirosangir Kasiaji.

Saat ini, Museum Purbakala Sangiran belum dibuka demi mencegah potensi penularan Covid-19.

Hak Paten

Pemdes Krikilan juga akan mendaftarkan hak paten dari ikat kepala itu supaya tidak ada pihak lain yang berusaha mengklaim atas cinderamata itu.

"Ikat kepala ini sementara kami pesan dari pengrajin batik di Desa Pungsari [Kecamatan Plupuh]. Ke depan, kami berharap warga kami bisa memproduksi sendiri. Setelah itu, penjualan ikat kepala ini dilayani oleh BUMDes," terang Aries.

Ikat kepala Wirosangir Kasiaji diharapkan bisa dipakai semua tamu undangan dalam setiap acara kedinasan yang digelar di Desa Krikilan. Baik itu kegiatan yang dilakukan Pemdes Krikilan, Pemerintah Kecamatan (Pemcam) Kalijambe maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen.

Ikat kepala Wirosangir Kasiaji sempat melegenda karena kerap dipakai oleh warga setempat pada zaman dahulu. Namun, belakangan generasi muda banyak yang tidak mengenal ikat kepala tersebut.

Pingsan saat Mau ke Sawah, Warga Sengon Klaten Dievakuasi Pakai APD

Pokja Pemberdayaan Masyarakat dari Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama BPSMP Sangiran mendukung penuh warga setempat mengembangkan potensi desa. Salah satu potensi desa itu adalah keberadaan ikat Wirosangir Kasiaji. Keberadaan ikat kepala dipandang perlu dilestarikan mengingat saat ini hampir tidak ada anak muda yang tidak mengenal ikat kepala khas Sangiran itu.

Salah satu sesepuh desa yang selalu memakai ikat kepala ini adalah Mbah Kasio, 65. Bagi Mbah Kasio, ikat kepala itu bukan semata sebagai fashion, tetapi juga sebagai alas saat menyunggi barang di kepala.

Mbah Kasio sendiri sudah biasa memakai ikat kepala itu sejak kecil. Kebiasaan itu diwarisinya dari kakek buyutnya. Dia sengaja memakai kain batik berbentuk persegi sebagai ikat kepala.

Kain batik itu terlebih dulu harus dilipat secara diagonal sehingga bentuknya menjadi segitiga. Selanjutnya, kain batik itu diikatkan pada kepala dengan cara tertentu sehingga menghasilkan ikat kepala khas Sangiran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya