SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pengungsi Rohingya di Lhokseumawe, Aceh. (JIBI/Solopos/Antara/Irwansyah Putra)

Pengungsi Rohingya di Lhokseumawe, Aceh. (JIBI/Solopos/Antara/Irwansyah Putra)

Pengungsi Rohingya yang hingga saat ini masih berada di Inonesia siap ditampung Pondok Pesantren. Salah satunya Ponpes Al Qadir, Cangkringan Sleman

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

 

Harianjogja.com, SLEMAN—Pondok Pesantren Al Qodir di Cangkringan, Sleman, siap menerima dan menampung para pengungsi Rohingya dari Myanmar. Kesanggupan Al Qodir ini, didasari atas rasa keprihatinan terhadap nasib sesama umat yang sedang menghadapi kesulitan.

“Kami siap menerima dan menampung para pengungsi Rohingya kalau memang diperlukan. Saya masih terus berkomunikasi dengan kawan-kawan di Aceh dan beberapa daerah lain mengenai kemungkinan itu. Kalau mereka kewalahan, boleh silakan sampaikan, kami akan tampung mereka,” kata Pengasuh Ponpes Al Qodir KH Masrur Ahmad, Jumat (5/6/2015).

Kepada media, KH Masrur mengungkapkan, gelombang pengungsi Rohingya perlu disikapi dengan bijak. Terlepas dari akar persoalan yang sebenarnya terjadi, setiap pengungsi perlu mendapat perhatian dan kepedulian dari semua pihak. Terlebih diantara mereka banyak terdapat anak-anak dan orangtua.

Kondisi ini, mestinya segera mendapatkan solusi pasti dari pemerintah. Dengan demikian, penanganan terhadap para pengungsi juga bisa dilakukan dengan lebih baik dengan mengedepankan unsur kemanusiaan dan memperhatikan kebutuhan©kebutuhan mendasar dari para pengungsi.

“Saya memohon kepastian itu. Kami [pesantren] siap berperan serta dan menampung para pengungsi. Bukan hanya untuk memberikan tempat menetap, terlebih lagi untuk pelayanan pendidikan untuk anak-anak,” terang KH Masrur.

Al Qodir, kata Masrur, cukup berpengalaman menerima santri-santri dari berbagai negara termasuk dari Thailand. Selama menjadi santridi Al Qodir, mereka juga menjalani kehidupan layaknya para santri domestik dan belajar banyak hal mulai pengetahuan agama, hingga pendidikan formal.
“Kami punya pendidikan TK hingga MTs/MA. Tapi bila ternyata ada pengungsi yang sudah masuk jenjang perguruan tinggi, kami siap membantu ke pondok-pondok pesantren yang memiliki perguruan tinggi. Tidak masalah. Jangan sampai kebutuhan pendidikan mereka terbengkelai. Justru ada baiknya kalau mereka mau kesini. Mereka punya kesempatan belajar di lingkungan Islam yang multikultur.
Harapnnya, ketika mereka kembali nanti misalnya, mereka akan memiliki bekal lebih untuk belajar mengenai toleransi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya