SOLOPOS.COM - Warga Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh (Theguardian.com)

Pemerintah Bangladesh membuka lahan baru untuk menampung pengungsi Rohingya yang membludak.

Solopos.com, DHAKA – Pemerintah Bangladesh berencana membuka lahan guna membangun tenda pengungsian bagi warga Rohingya. Otoritas Bangladesh bakal memindahkan warga Rohingya dari 23 pengungsian ke tempat baru yang lebih luas tak jauh dari Cox’s Bazar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir The Guardian, Jumat (6/10/2017), pemerintah Bangladesh bakal membangun tempat pengungsian terbesar di dunia guna menampung sekitar 800.000 warga Rohingya yang melarikan diri dari Rakhine, Myanmar. Pemerintah terpaksa membuka lahan baru lantaran tenda pengungsian di Cox’s Bazar sudah tidak bisa menampung pengungsi yang terus bertambah setiap harinya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sebelumnya, pemerintah menyediakan lahan seluas 2.000 hektare untuk menampung 400.000 pengungsi. Tapi, lama-kelamaan lahan yang tersedia semakin sesak lantaran jumlah pengungsi yang terus bertambah. Jadi, pemerintah harus menyediakan lahan baru dengan luas sekitar 1.000 hektare untuk menampung mereka,” ungkap Sekretaris Manajemen dan Bantuan Bencana Bangladesh, Mohammad Shah Kamal.

Menteri Penanggulangan Bencana Bangladesh, Mofazzal Hissain Chowdhury Maya, mengatakan, semua warga Rohingya yang menempati tenda darurat bakal dipindahkan ke lokasi baru. “Semua pengungsi yang menempati tenda darurat akan dipindahkan ke satu tempat. Kami akan menyediakan lokasi baru di Kutupalong, dekat perbatasan Myanmar bagi warga Rohingya. Saya yakin, masih ada banyak orang Rohingya yang bakal datang ke Bangladesh. Itulah sebabnya kami harus menyediakan lahan baru untuk menampung mereka,” papar dia.

Meski sempat keberatan, ternyata pemerintah Bangladesh tetap memikirkan nasib warga Rohingya. Mereka tetap memberikan bantuan kepada pengungsi yang mencari perlindungan di Bangladesh. Semangat dan tindakan nyata pemerintah Bangladesh membantu warga Rohingya diapresiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kepala UNICEF, Anthony Lake, dan koordinator bantuan darurat PBB, Mark Lowcock, menyerukan kepada masyarakat dunia untuk membantu etnis Rohingya. Mereka menilai kebutuhan warga Rohingya terus bertambah setiap harinya.

“Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Myanmar sangat memprihatinkan. Kita harus membantu etnis Rohingya yang tengah dilanda kesusahan,” ungkap Anthony Lake.

Seperti diketahui, krisis Rohingya terjadi sejak 25 Agustus 2017 lalu. Krisis itu terjadi setelah serangan militan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) terhadap pos polisi Myanmar. Pihak Myanmar menuding etnis Rohingya sebagai biang kerok. Sementara PBB menyalahkan tindakan militer Myanmar yang dianggap berusaha membersihkan etnis Rohingya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya