SOLOPOS.COM - Pengungsi Rohingya di Lhokseumawe, Aceh. (JIBI/Solopos/Antara/Irwansyah Putra)

Pengungsi Rohingya diperkirakan masih ada yang terkatung-katung di tengah laut.

Solopos.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia masih akan terus melakukan upaya pencarian dan penyelamatan (search and rescue/SAR) terhadap pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang kemungkinan masih berada di wilayah laut Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Bagian dari kesepakatan joint statement di Putrajaya [Malaysia], kita masih lakukan SAR di wilayah laut kita. Jadi, operasi SAR masih dilakukan kalau masih ada pengungsi yang terkatung-katung di laut akan kita selamatkan,” kata Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri Andy Rachmianto di Jakarta, Kamis (4/6/2015).

Selanjutnya, kata dia, para pengungsi yang masih ditemukan di tengah laut melalui operasi SAR yang dilakukan TNI Angkatan Laut akan diselamatkan dan dibawa ke penampungan sementara di Aceh Utara.

Menurut Andy, Indonesia dan Malaysia telah sepakat untuk menerima sekitar 7.000 pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang diperkirakan masih berada di tengah laut.

“Indonesia dan Malaysia sepakat menerima 7.000 imigran irregular yang diperkirakan masih ada di tengah laut dengan catatan ada dukungan internasional,” ujar dia.

Andy menyebutkan Pemerintah Indonesia akan menyiapkan penampungan sementara (temporary shelter) bagi para pengungsi yang sudah berada di Aceh utara dan timur serta di Medan.

Dalam pembangunan penampungan sementara itu, menurut dia, Indonesia tentu akan melibatkan dua badan utama internasional yang menangani masalah pengungsi dan imigran, yaitu Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM) dan Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees /UNHCR).

“Kita melibatkan IOM dan UNHCR yang sejak awal kita libatkan untuk membantu penyelesaian masalah ini. Salah satu yang disiapkan adalah temporary shelter dalam menangani sebanyak 1.800 pengungsi yang ada di Aceh utara, Aceh timur dan Medan,” lanjut Andy.

Terkait masalah pergerakan pengungsi yang tidak lazim di wilayah Asia Tenggara itu, Pemerintah Indonesia terus mendorong berbagai pihak untuk turut berpartisipasi membantu dan memandang kejadian itu sebagai masalah kemanusiaan.

Indonesia mendapat dukungan dari beberapa negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengatasi masalah irregular migrant yang sedang terjadi di Asia Tenggara, terutama yang berhubungan dengan para pengungsi Rohingya dari Myanmar.

Menteri Luar Negeri Retno .LP. Marsudi, dalam Pertemuan Menlu OKI ke-42 secara khusus menyampaikan situasi darurat kemanusiaan di kawasan Asia Tenggara terkait dengan irregular migrant Rohingya dan Bangladesh.

Terkait hal itu, Pemerintah Indonesia mendapat apresiasi dan dukungan dari sejumlah negara OKI atas langkah yang telah diambil dalam menangani dan membantu para pengungsi Rohingya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya