SOLOPOS.COM - Salah satu keluarga asal Dukuh Ngipiksari, Desa Balerante, Kemalang, Klaten, beristirahat di selter pengungsian Desa Balerante, Minggu (8/11/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Puji Muladi, 30, menjadi salah satu dari puluhan pengungsi yang sudah menempati Kantor Desa Balerante, Kecamatan Karangmalang, Klaten, sejak Sabtu (7/11/2020) sore menyusul peningkatan status Gunung Merapi menjadi siaga.

Salah satu alasan Puji mengungsi lantaran memiliki seorang anak balita. Puji menceritakan ia dan keluarganya mulai mengungsi ke kantor desa pada Sabtu sekitar pukul 17.00 WIB. Ia bersama istrinya, Yahni, 30, beserta anak mereka yang baru berumur sembilan bulan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sebenarnya dijemput. Tetapi saya tetap turun mengendarai sepeda motor sendiri bersama istri dan anak saya,” kata Puji, Minggu (8/11/2020).

Meledak Lagi! Klaten Tambah 50 Kasus Positif Covid-19 Dalam Sehari, 2 Meninggal

Puji merupakan salah satu pengungsi Merapi asal Dukuh Ngipiksari, Balerante, Klaten. Dukuh ini menjadi salah satu yang masuk daerah rawan bahaya erupsi Gunung Merapi. Belakangan, Puji beserta istrinya kerap merasa waswas dengan peningkatan aktivitas Merapi.

“Terkadang mendengar suara gemuruh, gludag-gludug. Daripada di rumah tidak tenang, lebih baik turun apalagi saya memiliki anak balita,” kata Puji.

Puji mengaku tempat pengungsian sementara yakni balai desa sudah cukup nyaman. Begitu pula dengan makanan yang sudah tercukupi oleh para sukarelawan.

Pemkab Klaten Segera Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Merapi

Fasilitas Pengungsian

Soal ternak, Puji memiliki dua ekor sapi yang sementara ini belum ia evakuasi. Lantaran hal itu, saban sore Puji meluangkan waktu pulang ke rumahnya untuk memberi pakan ternak sebelum balik lagi ke selter pengungsi Merapi, Balai Desa Balerante, Klaten, malam harinya.

Pengungsi lainnya, Ny Mindik, 68, merasa lebih tenang berada di barak pengungsian sejak status Merapi naik pada level siaga. Ia menjelaskan fasilitas dalam barak pengungsian sudah cukup nyaman.

“Tenang teng mriki. Kula gadhah lembu tiga sak niki diurus kalihan anak-anak [lebih tenang di barak pengungsian. Saya memiliki tiga sapi dan saat ini diurus anak-anak],” kata warga Dukuh Gondang, Balerante, itu.

20-An Pegawai Tertular Covid-19, RSUD Ngipang Solo Batasi Pelayanan

Pengungsi lainnya asal Dukuh Sambungrejo, Ny Harjo, 72, mengatakan ia dievakuasi ke barak pengungsian menggunakan mobil ambulans pada Sabtu sore lantaran kondisinya yang lumpuh. Ny Harjo menempati salah satu ruangan gedung TK dekat kantor desa dan bersama anak-anaknya.

Ny Harjo juga mengaku saat ini lebih tenang berada di barak pengungsian ketimbang tetap di rumahnya yang berlokasi paling dekat dengan puncak Gunung Merapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya