SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). (JIBI/Solopos/Antara)

Pengumuman hasil UN kali ini membuat Dita terkejut. Dia tak menyangka menjadi peraih nilai UN IPS terbaik di Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Primarosa Ditafitri Khairunnisa, 18, tak pernah menyangka bakal menjadi peraih nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi di Sragen. Pasalnya, selama tiga tahun mengenyam pendidikan di SMAN 1 Sragen, Dita, sapaan akrabnya, belum pernah meraih rangking I di kelas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Paling mentok, anak pertama dari empat bersaudara itu menduduki rangking II di Kelas XII IPS I. Justru pada akhirnya, anak pasangan Sixtiandono dan Yuliastuti itu justru mampu meraih prestasi yang membanggakan bagi dirinya, juga bagi sekolah.

Dita tercatat sebagai siswa peraih nilai UN terbaik se-Kabupaten Sragen dengan total nilai 509,5. Dari enam mata pelajaran yang diujikan, Dita mampu meraih nilai 90 untuk tiga mata pelajaran yakni Bahasa Indonesia senilai 92,0; Ekonomi 90,0 dan Geografi 90,0. Meski memilih program IPS, nilai mata pelajaran Matematika warga Dusun/Desa/Kecamatan Masaran RT 29/RW 10 itu bisa mencapai 87,5.

”Saya itu cuma bejo [beruntung]. Saya benar-benar tidak menyangka. Rangking I di kelas saja belum pernah,” kata Dita saat ditemui wartawan di SMAN 1 Sragen, Minggu (8/5/2016).

Primarosa Ditafitri Khairunnisa, peraih nilai UN IPS terbaik di Sragen. (M. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Primarosa Ditafitri Khairunnisa, peraih nilai UN IPS terbaik di Sragen. (M. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Selain belajar di sekolah, Dita menyempatkan diri belajar di salah satu bimbingan belajar (bimbel) tiga kali dalam sepekan. Selama di rumah, Dita tergolong malas belajar. Dia mau belajar di rumah pada saat punya suasana hati yang baik. ”Belajar di rumah ya kalau mood baik saja. Kalau dipaksakan susah konsentrasi,” ujar Dita.

Gadis kelahiran 31 Januari 1998 itu mengaku hanya mau belajar di rumah pada hari H ujian. Biasanya, dia menyempatkan waktu sebentar sehabis salat Subuh untuk mempelajari kisi-kisi soal UN. ”Belajar setelah salat Subuh itu lebih efektif. Mungkin karena pikiran masih segar,” paparnya.

Sementara itu, untuk program IPA, nilai tertinggi UN se-Kabupaten Sragen diraih Muhammad Ilham Dhiya dari SMAN SBBS Gemolong dengan nilai 533,0. Dua temannya dari satu sekolah menyusul di urutan dua dan tiga. Keduanya adalah Tohari Catur Pamungkas dengan nilai 522,0 dan Muhammad Rizki Oktafianto dengan nilai 510,5.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya