SOLOPOS.COM - Petugas PLN UP3 Solo mengisi daya mobil listrik pada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang baru diresmikan di halaman kantor PLN UP3 Solo, Selasa (28/12/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, JAKARTA — Pemanfaatan kendaraan listrik disebut bisa mengurangi beban APBN. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan kendaraan listrik merupakan bagian dari desain besar transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan.

Baca Juga: Mobil Listrik Rakitan RI Meluncur, PLN Siap Bangun 24.720 SPKLU hingga 2030

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) ultra fast charging pertama untuk mendukung operasional kendaraan delegasi negara-negara peserta G20. Presiden Jokowi mengatakan saat ini ketergantungan masyarakat pada bahan bakar minyak (BBM) dan energi fosil semakin tinggi. Ditambah lagi, pemenuhan kebutuhan BBM di dalam negeri, sebagian besar masih impor.

Baca Juga: Mobil Listrik Hyundai IONIQ 5 Meluncur, Spesifikasi dan Harga

“[Ini] Membebani APBN kita, membebani defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan,” jelas Presiden Jokowi saat meresmikan SPKLU ultra fast charging di Bali, Jumat (25/03/2022). Pihaknya menyebutkan, kondisi itu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Indonesia harus mencari cara agar dapat mewujudkan kemandirian energi. Salah satu cara untuk membuktikan komitmen Indonesia dalam melakukan transisi energi, dilakukan dengan penggunaan mobil listrik selama KTT G20.

“Presidensi G20 adalah kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk menunjukkan berbagai komitmen terhadap pengurangan emisi CO2,” jelas dia.

Baca Juga: APBN Sokong MotoGP Rp2,48 Triliun, Ini Perinciannya

Presiden Jokowi mengatakan hal tersebut sekaligus sebagai showcase bahwa negara Indonesia menjadi negara terdepan dalam pengembangan kendaraan listrik. “Mulai dari hulu di Industri baterai dan industri komponen lainnya. Sampai di hilir, pada penyiapan SPKLU dan home charging. Kita tunjukkan pada dunia bahwa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tengah tumbuh dan berkembang cepat,” lanjut Presiden Jokowi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, memastikan kesiapan PLN untuk mendukung konversi kendaraan BBM ke listrik. Pelaksanaan konversi itu dinilai dapat menekan subsidi BBM di APBN, menghemat devisa serta menciptakan kemandirian energi nasional.

“Kalau sebelumnya menggunakan kendaraan berbasis BBM yang berasal dari fosil dan mahal [impor], sekarang digantikan kendaraan listrik yang lebih murah dan diproduksi dalam negeri energinya,” jelas Darmawan.

Baca Juga: Program Dedieselisasi PLN Mampu Dorong Kemandirian Energi Nasional

Selain itu dikatakan, program ini merupakan bagian dari upaya transisi energi bersih untuk mencapai target net zero emission pada 2060. Menurut perhitungan PLN, penerapan kebijakan ini berpotensi dapat mengamankan devisa negara sebesar Rp 2.044 triliun di tahun yang sama.

“Kami tekankan ekosistem kendaraan listrik bukan sekedar bisnis, tapi yang terpenting konversi ini akan menekan emisi karbon yang artinya memberikan harapan ruang hidup yang lebih bersih untuk anak cucu kita,” lanjut Darmawan.

Baca Juga: Dedieselisasi PLN Kunci RI Capai Net Zero Emission pada 2060

Untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik, PLN pun gencar menambah fasilitas pengisian bahan bakar kendaraan listrik di tanah air. Hingga Februari 2022, total SPKLU telah beroperasi secara nasional sebanyak 267 unit di 195 lokasi. Kemudian total SPKLU yang dimiliki PLN sebanyak 120 unit yang tersebar di 92 lokasi.

Pada akhir 2022 ini, PLN menargetkan dapat menghadirkan 4.900 stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) dan 580 SPKLU untuk memudahkan para pengguna kendaraan listrik Khusus untuk mendukung KTT G20. Terutama terkait showcase kesiapan Indonesia menghadirkan ekosistem kendaraan listrik, PLN  menyediakan 60 SPKLU ultra fast charging 200 kilo watt (kw) dengan investasi Rp72,84 miliar.

SPKLU ultra fast charging tersebut berfungsi sebagai media pengisian listrik 656 unit kendaraan listrik yang akan beroperasi selama pelaksanaan KTT G20.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com berjudul: Mobil Listrik Solusi Hemat APBN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya