SOLOPOS.COM - Petugas mengangkut beras dari penggilingan di Dusun Kwadungan, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, yang telah dibeli Bulog Divre Jogja, Senin (18/4/2016). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Penghujung tahun 2017, daerah produksi beras dilanda gagal panen

Harianjogja.com, JOGJA-Penghujung tahun 2017, daerah produksi beras dilanda gagal panen yang menyebabkan harga beras melambung. Bahkan, penurunan jumlah padi yang digiling hingga 40% juga dialami para pengusaha penggilingan padi DIY.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga : Mulai Disalurkan Hari Ini, Rastra Diharap Turut Stabilkan Harga Beras

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Pepadi) DIY, Arif Yuniarto Kurniawan mengungkapkan penyusutan kapasitas produksi padi yang digiling terasa mengalami penurunan pada pertengahan Desember lalu.

“Tepat setelah banyak daerah yang gagal panen, jumlah beras atau padi yang digiling mulai menurun. Turunnya sekitar 30 sampai 40 persen,” ujar Arif kepada Harianjogja.com, Kamis (18/1/2018).

Penyusutan itu terjadi tidak hanya dari padi yang berasal dari DIY, tetapi juga dari daerah lain. Namun, kata Arif, pada bulan ini pasokan beras atau gabah yang akan digiling mulai berangsur normal. Karena para pengusaha penggilingan padi dan beras di DIY tidak hanya menerima dari Jogja tetapu juga luar kota, seperti Klaten.

Di tempat penggilingan padi miliknya, dalam sehari rerata 10-30 ton padi digiling. Padi tersebut tidak hanya berasal dari DIY, tetapi juga daerah lain.

“Kemarin juga kami menerima dari wilayah Nanggulan dan Galur [Kulonprogo], ada juga dari Sanden Bantul. Memang belum semua wilayah panen, ada juga dari beberapa kota di luar DIY yang sudah panen,” ungkap Arif.

Arif menilai mahalnya harga beras salah satunya dipicu karena banyak petani yang gagal panen dan terbatasnya pasokan akibat banyak padi yang puso. Dia menambahkan di wilayah DIY pasokan beras juga masih ada. Selain wilayah Kulonprogo dan Bantul, dia mengatakan beberapa wilayah di Sleman juga masih memasok, meski sifatnya masih sporadis.

“Harga beras tidak lama lagi juga pasti turun, karena pertengahan Februari kemungkinan sudah banyak daerah yang panen raya, beras akan melimpah Selain itu, rastra juga sudah mulai dibagikan, harga beras nanti akan semakin turun dan kembali normal,” jelas Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya