SOLOPOS.COM - Waduk Cengklik Ngemplak, Boyolali. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Pengerukan Waduk Cengklik akan menyisakan 3 juta meter kubik saat proyek pengerukan waduk.

Solopos.com, BOYOLALI–Petani di wilayah Ngemplak, Boyolali yang menggunakan air irigasi pertanian dari Waduk Cengklik menyepakati air waduk disisakan sebanyak 3 juta m3 selama proses pengerjaan pengerukan waduk. Air sebanyak itu digunakan untuk mengairi lahan pertanian untuk menghindari gagal panen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Ngemplak, Samidi, mengatakan pembahasan penentuan batas maksimal sisa air Waduk Cengkelik pada saat pengerukan sempat dibahas bersama Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) pada Selasa (15/3/2016). Namun, terjadi deadlock hingga akhirnya pembahasan dilanjutkan pada Rabu (16/3/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami mengumpulkan semua warga di tiga desa [Senting, Ngargorejo, dan Sobokerto] yang berdampak langsung ketika pengerukan waduk,” ujar Samidi saat ditemui Solopos.com di Kantor BBWSBS Ngemplak, Kamis (17/3/2016).

Samidi mengatakan ketiga warga tersebut berasal dari perwakilan petani padi dan petani ikan keramba jaring apung. Kedua petani, kata dia, awalnya mengusulkan air waduk disisakan sebanyak 4 juta m3 dengan alasan air sebanyak itu bisa menyelamatkan ikan yang dipelihara petani agar tidak mati.

“Air sebanyak 4 juta m3 menurut BBWSBS masih tidak ideal karena volume air dinilai terlalu banyak dan menyulitkan dalam pengerukan waduk,” kata dia.

GP3A dan BBWSBS, kata dia, akhirnya mengambil jalan tengah memutuskan volume air waduk disisakan sebanyak 3 juta m3. Air sebanyak itu hanya diperuntukkan untuk mengairi lahan pertanian pada musim tanam (MT) II dan mengairi peternakan ikan keramba.
“BBWSBS setelah tanaman padi MT II dan ikan keramba panen tidak menjamin lagi ada suplay air untuk pertanian di MT III. Kami melarang petani menanam padi di MT III,” kata dia.

Samidi mengatakan tahapan selanjutnya setelah disepakati soal volume air, dilanjutkan dengan pengukuran tanah. Pengukuran itu rencananya dilakukan pekan depan.

Sementara itu, Pelaksana Teknis BBWSBS, Yoga Darmawan, menyerahkan sepenuhnya penentuan valume air waduk kepada GP3A yang merasakan langsung dampak pengerukan waduk. BBWSBS, kata dia, hanya memberikan masukan kepada GP3A agar selama proses pengerukan air waduk tidak mengganggu pekerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya