SOLOPOS.COM - Ilustrasi kantong plastik (theregister.co.nz)

Pengelolaan sampah Solo, program “diet” kantong plastik di Solo belum signifikan mengurangi jumlah sampah.

Solopos.com, SOLO–Pelaksanaan program “diet” kantong plastik di sejumlah toko modern selama hampir sepekan di Kota Solo dinilai belum signifikan mengurangi jumlah sampah plastik. Hal itu disebabkan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang belum sejalan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Solo Widdi Srihanto menjelaskan konsep pengurangan sampah plastik Pemerintah Kota (Pemkot) Solo adalah peritel menawarkan kantong belanja yang bisa dipakai berulang atau kardus kepada konsumen. Sedangkan konsep pengurangan sampah plastik pemerintah pusat lebih condong ke arah tas plastik berbayar yang membuat konsumen jera.

“Kota Solo memang berbeda dengan daerah lain dan kebijakan pusat. Di sini arahannya bukan tas plastik berbayar tapi lebih menggerakkan masyarakat agar kembali berbelanja dengan keranjang atau kantong belanja yang bisa dipakai berulang,” terangnya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (26/2/2016) siang.

Widdi mengatakan pekan depan pihaknya bakal kembali mengadakan rapat koordinasi dengan jajaran terkait dan peritel anggota Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Solo yang sebelumnya telah menandatangani kesepakatan “diet” kantong plastik. “Kami akan adakan rapat lagi pekan depan dengan peritel yang sebelumnya telah menandatangani kesepakatan bersama,” jelasnya.

Menurut Widdi, pihaknya masih menanti instruksi Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo untuk menindaklanjuti kebijakan pengurangan kantong plastik di toko modern. “Sebelum rapat bersama dengan peritel, saya menunggu arahan Pak Wali Kota bagaimana langkah paling bijak agar kresek di Solo bisa benar-benar dikurangi. Apakah dengan CSR seperti usulan beliau atau yang lain,” bebernya.

Widdi mengutarakan Pemkot dalam waktu dekat segera membentuk tim pemantau diet kantong plastik dan menyosialisasikan kebijakan pengurangan kantong plastik ke pasar tradisional. “Kami segera membentuk tim pemantau, membuat surat edaran pengurangan kantong plastik, termasuk sosialisasi ke pasar agar gerakan ini benar-benar efektif mengurangi sampah plastik di Kota Solo,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo Hasta Gunawan membeberkan selama hampir sepekan pelaksanaan program “diet” kantong plastik belum signifikan mengurangi volume sampah plastik di Kota Bengawan.

“Belum ngaruh saya kira. Selama ini saya melihat masyarakat masih berbelanja dengan kantong plastik,” bebernya tanpa memerinci volume sampah pastinya.

Hasta memaparkan hasil pemantauannya menunjukkan peritel masih menyediakan tas plastik untuk memenuhi kebutuhan belanja konsumen di toko modern.

Menurut Hasta, imbauan Pemkot Solo sejak awal adalah peritel menjual atau memberikan cuma-cuma tas belanja yang bisa dipakai berulang (reusable bag) hasil kreativitas usaha kecil setempat. “Kota Solo memang overlap untuk kebijakan ini. Saya habis ke Manado, di sana rupanya peritel juga cuma jualan kantong plastik. Kami berharap peritel di sini bisa mengikuti arahan pemda dan tidak serta merta menjalankan arahan manajemen pusatnya saja,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya