SOLOPOS.COM - Juru parkir (Jukir) mengenakan seragam baru berupa baju lurik dan blangkon hitam saat apel di Jl. Slamet Riyadi, Solo, Kamis (1/8/2013). Penggunaan pakaian tradisional sebagai seragam juru parkir itu diharapkan bisa menjadi cerminan Solo sebagai kota budaya. (JIBI/SOLOPOS)

Pengelolaan parkir Solo, Pemkot meminta warga mewaspadai jukir liar saat Ramadan dan jelang Idul Fitri.

Solopos.com, SOLO–Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo mewaspadai munculnya juru parkir (jukir) liar menjelang ramadan dan lebaran. Untuk itu, UPTD mengadakan sosialisai kepada pengelola parkir, jukir, dan stakeholder di Pendapi Balaikota Solo, Sabtu (4/6/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Kepala UPTD Perparkiran Dishubkominfo Solo, M. Usman, di Solo ada 10 lokasi rawan pelanggaran parkir. Lokasi itu di Pasar Klewer, kawasan Coyudan, Taman Balekambang, depan Solo Square, kawasan sekitar Robinson, sekitar Solo Grand Mall, alun-alun utara, Pasar Gede, Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Luwes Gading.

“Dari catatan kami selama tiga tahun terakhir, permasalahan parkir terbanyak adalah munculnya jukir liar atau jukir yang tidak memiliki KTA [kartu tanda anggota]. Tahun lalu, kami menemukan 18 jukir liar saat Ramadan maupun Lebaran. Jumlah itu meningkat dibanding 2014 dengan delapan temuan,” katanya saat ditemui wartawan di sela sosialisasi perparkiran di Pendapi Balaikota Solo.

Menurutnya, jukir liar tersebut memanfaatkan momentum dimana masyarakat banyak menghabiskan waktunya untuk berbelanja di pasar atau pertokoan.

“Jadi, hari ini [Sabtu] kami mengadakan sosialisasi untuk pelayanan parkir dalam menghadapi ramadan dan lebaran. Kami mengundang 375 orang yang terdiri atas muspida, SKPD [satuan kerja perangkat daerah], camat, lurah, polsek, lurah pasar, jukir, dan pengelola parkir,” ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, informasi dari Kementerian Perhubungan, pada mudik tahun ini, jumlah  sepeda motor diprediksi naik 50 persen atau 5,7 juta unit. Sementara, mobil naik 38 persen atau 3,4 juta unit. Dua per tiga dari jumlah itu berada di Jawa Tengah. Sedangkan prediksi jumlah sepeda motor yang masuk ke Solo ada tiga juta unit dan 1,5 juta mobil.

“Dalam kondisi normal saja, jumlah kendaraan di Solo mencapai 2,5 juta. Pada Ramadan dan Lebaran, prediksinya tambah menjadi dua kali lipat. Ini yang harus diantisipasi dengan sosialisasi melalui leaflet dan pamflet yang berisi imbauan pada masyarakat untuk tertib berlalu lintas,” tutur Usman.

Selain itu juga meningkatkan frekuensi patroli gabungan di antaranya dengan kepolisian dan Satpol PP. Ia juga mengimbau pelaku usaha agar tidak menggunakan lahan parkir untuk acara. Selain itu juga menambah jam buka lebih malam agar para pengunjung tidak terfokus pada waktu tertentu.

Sementara, Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, dalam sambutannya mengatakan Solo yang menjadi salah satu kota tujuan mudik dituntut untuk melayani parkir lebih maksimal. Ia berpesan untuk semua pengelola parkir dan jukir agar melayani dengan baik dan tidak memanfaatkan momentum untuk mencari untung sebesar-besarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya