SOLOPOS.COM - Pengunjung berenang di Umbul Ponggok, Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Kamis (29/10/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Badan Usaha Milik (BUM) Desa Tirta Mandiri Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, yang mengelola objek wisata Umbul Ponggo terseok-seok memenuhi target pendapatan gegara pandemi.

Kepala Desa Ponggok, Junaedi Mulyono, mengatakan dari sisi pengunjung objek wisata termasuk Umbul Ponggok belum menunjukkan tren peningkatan. Justru, jumlah pengunjung cenderung menurun mencapai sekitar 90 persen sejak ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diperkirakan membuat orang-orang tak yakin untuk berwisata.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sebelum ada PPKM itu masih pada kisaran 70 persen penurunan pengunjung dibandingkan sebelum ada pandemi. Saat ini penurunan pengunjung mencapai 90 persen,” kata Junaedi saat ditemui di Umbul Besuki, Minggu (14/2/2021).

Baca juga: Lampu Hijau Vaksinasi Covid-19 untuk Penyintas dan Komorbid

Selain PPKM, penurunan jumlah pengunjung sejak objek wisata dibuka lagi pada Januari-Februari juga disebabkan faktor cuaca. Saat memasuki musim hujan dengan intensitas tinggi, pengunjung objek wisata air cenderung menurun.

Turunnya jumlah pengunjung hingga berulang kali objek wisata air ditutup otomatis membuat pendapatan berbagai objek wisata air di Ponggok turun. Seperti di Umbul Ponggok. Sepanjang 2020, jumlah keuntungan yang diperoleh berkisar Rp1,2 miliar.

Tak Capai Target

Nilai itu menjadi keuntungan terendah sejak Umbul Ponggok moncer mulai 2012 silam. Pada 2016, keuntungan yang diperoleh dari Umbul Ponggok mencapai Rp16,3 miliar. Sementara, pada 2019 keuntungan dari Umbul Ponggok mencapai Rp8 miliar.

Dengan minimnya pendapatan yang diperoleh pada 2020, setoran pendapatan asli desa (PAD) dari BUM desa tak capai target. Pada 2020, BUM desa ditarget bisa menyetor sumbangan ke PAD Rp500 juta. Realisasinya, setoran PAD hanya berkisar Rp98 juta.

Baca juga: 10 Berita Terpopuler : Ternyata Ini Manfaat Luweng untuk Kehidupan Manusia

Minimnya pendapatan yang diperoleh juga membuat pengelola kesulitan membiayai operasional termasuk saat ini dengan kunjungan yang masih minim. Berbagai siasat dilakukan agar kebutuhan operasional terutama gaji karyawan terpenuhi.

“Operasional tetap berjalan. Untuk mengurangi beban operasional, sistem karyawan masuk kerja dioglang. Jadi yang sebelumnya setiap karyawan bisa masuk setiap hari, jadi sepekan hanya dua kali,” kata Junaedi.

Untuk membiayai operasional berbagai objek wisata yang dikelola, BUM Desa Tirta Mandiri menjual aset berupa saham yang dimiliki BUM desa di salah satu perusahaan outsorching pada November 2020.

Baca juga: Jatuh Saat Banjir, Wanita Masaran Sragen Selamat Tapi Motornya Hanyut

Dari penjualan saham itu, BUM desa mendapatkan dana tambahan senilai Rp1,2 miliar yang bisa digunakan untuk menutup biaya operasional selama lima bulan.

Junaedi pun tak menampik para pengelola patungan untuk menutup biaya operasional terutama menggaji karyawan.

Meski masih terseok, Junaedi optimistis sektor wisata masih bisa menjadi andalan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan berakhir. Optimistis itu ditunjukkan dengan tetap melakukan pengembangan sektor wisata.

Pengembangan dilakukan memanfaatkan dana desa serta menggaet investor. Salah satu pengembangan yakni membuat wisata kuliner. Warga terutama kelompok ibu-ibu yang belum memiliki pekerjaan mengembangkan potensi kuliner di masing-masing wilayah.

Agrowisata hingga Perikanan

Setiap dukuh di Ponggok ditarget bisa memiliki kuliner khas seperti hasil pengolahan ikan nila, bebek, dan lainya. Selain kuliner, ada pengembangan di sektor agrowisata hingga perikanan.

“Wisata itu menjadi cara yang paling mudah untuk melakukan pemulihan ekonomi tergantung inovasi yang dilakukan. Pada 2021, ini kami tidak lagi fokus pada wisata air melainkan ke yang lain seperti perikanan, kuliner, serta agrowisata,” ungkap dia.

Untuk mendongkrak kembali sektor wisata, Junaedi mengatakan pemasaran secara digital terus dilakukan. Selain itu, wisatawan ditawari sistem paket wisata yang ada di Ponggok.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Tambah 3.000 Pengangguran Karanganyar

Koordinator Lapangan Umbul Besuki, Sukirno, mengatakan objek wisata Umbul Besuki dikelola melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan dibuka sejak awal 2020.

Dia mengakui selama pandemi Covid-19, pengelola kesulitan mengurusi biaya operasional. Selain berulang kali objek wsiata diberlakukan buka-tutup, jumlah pengunjung yang anjlok membuat pendapatan yang diperoleh tak bisa menutup biaya operasional.

“Akhirnya ada sistem karyawan masuknya dioglang. Jadi sebagian sepekan masuk sebagian lainnya libur. Pekan berikutnya bergantian,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya