SOLOPOS.COM - Tangkapan layar citra satelit Goole Maps yang menunjukkan area Super Camp Sakura Hills dan Lapangan Sakura Hills berwarna coklat.

Solopos.com, KARANGANYAR -- Penebangan dan perusakan hutan Gunung Lawu, tepatnya di petak 45-2 RPH Tlogodlingo BKPH Lawu Utara memicu spekulasi lain. Masih di kompleks hutan Gunung Lawu, proyek yang dikelola Parmin Sastro dan Muhammad Fajri, yakni Sakura Hills, menjadi sorotan.

Salah satu warga internet mengunggah gambar citra satelit Google Maps Sakura Hills dengan sudut gambar petak berwarna cokelat di antara area luas berwarna hijau. Warga internet ramai menyebut pengelola Sakura Hills merusak hutan dan mengaitkannya dengan video ekskavator merobohkan pohon.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jika dilihat pada citra satelit Google Maps, area berwarna coklat itu meliputi Super Camp Sakura Hills Lawu dan Lapangan Sakura Hills Lawu. Namun pembangunan kompleks Sakura Hills sudah berlangsung sejak beberapa waktu lalu. Sedangkan kasus penebangan pohon yang viral belum lama terjadi.

Pengelola Sakura Hills, Parmin Sastro dan Muhammad Fajri, buka suara. Dia menyilakan warga internet, sukarelawan, dan pihak lain berkunjung ke Sakura Hills dan melihat dari dekat kondisi tersebut. Sakura Hills menempati lahan yang dahulu dikembangkan wana wisata homestay kontainer. Usaha itu tidak berlanjut dan Perum Perhutani tidak memperpanjang kontrak pengelola sebelumnya.

Lahan yang dikelola termasuk lokasi yang disebut rusak karena berwarna cokelat tadi. Lokasi itu bekas tempat menara pemancar TVRI. Solopos.com mengecek masih ada bekas beton pondasi menara.

Ada beberapa pohon, bibit pohon setinggi lebih dari 100 cm dan rumput yang ditata mengelilingi gundukan tanah. Sakura Hills mengelola 13,07 hektare. Dari lahan seluas itu, Sakura Hills hanya boleh memanfaatkan 10%-nya. Parmin menyebut hingga kini sudah memanfaatkan 2% dari total lahan yang dikelola.

"Rumah semi permanen di sini bekas lokasi kontainer. Jalan makadam itu jalan yang dibuat sejak dulu menuju menara pemancar TVRI. Usianya 40 tahunan. Saya tidak merubah struktur pijakan. Kalau dari atas terlihat cokelat itu kan karena lokasi pemancar dipilih yang tidak ada pohon. Saat itu yang ada semak dan ilalang. Kami bersihkan," ujar Parmin.

Parmin menyampaikan proses pengerjaan Sakura Hills melibatkan tim pengawas dari Perhutani, polisi hutan, dan polisi setempat. Parmin mengklaim Perhutani telah mengecek dan memastikan apa yang dilakukannya tidak melanggar aturan. Itu termasuk pembuatan 25 unit super camp dan forest canopy tour sepanjang 470 meter. Dia membuat jembatan dari bambu di antara pepohonan yang ujung ranting paling atas nyaris menyatu dan membentuk kanopi.

"Ya ada yang menyoal jip. Itu dikelola pihak ketiga melibatkan masyarakat, komunitas. Kami bahkan memberikan batas lokasi yang boleh dilewati dan tidak. Kami menggunakan ekskavator untuk membersihkan semak belukar. Supaya tanahnya bisa ditanami lagi. Kami sudah menanam 4.500 bibit pohon bersama LMDH dan pemerintah," jelas dia.

Parmin berharap masyarakat dan warga internet lebih bijak menyikapi informasi yang beredar. Bahkan, dia mendukung program cinta Gunung Lawu melalui kegiatan menanam pohon di hutan Gunung Lawu. Dia merasa informasi yang beredar di media sosial merugikannya.

"Sebelum menyebar di media sosial alangkah baiknya cek sehingga tidak simpang siur. Sudah di media sosial tidak bisa dibendung. Mari bersama-sama tunjukkan cinta pada Lawu. Ayo hijaukan Mongkrang. Setelah tanam kawal dan pelihara agar tanaman hidup. Saya juga senang kalau Tawangmangu jadi gentong air."

Sebagai informasi, ada beberapa wana wisata Gunung Lawu yang menggunakan nama sakura. Selain Sakura Hills, masih ada Sakura Lawu atau Sakral yang dikelola Perhutani. Di situ ditanami 60 batang pohon Sakura dari CSR perusahaan Jepang. Lalu ada Bukit Sakura Lawu.

Sementara itu, Adm Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta, Sugi Purwanta, menuturkan perusakan hutan di petak 45-2 berbeda dengan lokasi Sakura Hills maupun The Lawu Park. Lokasi perusakan hutan berjarak sekitar lima kilometer sebelum The Lawu Park dan Sakura Hills apabila ditempuh dari Karanganyar-Magetan.

Berikut citra satelit itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya