SOLOPOS.COM - Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Klaten, Sujarwanto Dwiatmoko, mengecek penerapan protokol kesehatan di Umbul Susuhan, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Jumat (30/10/2020). (Solopos.com-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Badan usaha milik (BUM) desa d Klaten yang mengelola objek wisata, terutama wisata air bernapas lega. Setelah hampir delapan bulan lamanya objek wisata air ditutup karena pandemi Covid-19 kini bisa dibuka lagi.

Objek wisata air baru mulai dibuka kembali pada pekan terakhir Oktober 2020 setelah keluar surat edaran (SE) Bupati Klaten tentang Pembukaan Objek Wisata Tirta pada Masa Pandemi Covid-19 di Klaten. Pembukaan kembali itu pun diwajibkan menerapkan protokol kesehatan termasuk pembatasan jumlah pengunjung.

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

Waduh, Angka Kematian Warga Solo Akibat Covid-19 Melonjak

Kepala Desa (Kades) Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten, Dunung Nugraha, mengatakan keluarnya izin bergulirnya kembali objek wisata air menjadi angin segar bagi BUM Desa Manjungan yang mengelola objek wisata air Umbul Susuhan.

“Meskipun ada pembatasan-pembatasan tetap ini menjadi angin segar bagi kami setelah tujuh bulan lamanya tutup dengan tetap melakukan pemeliharaan rutin dan sebagainya,” kata Dunung saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (30/10/2020).

Dunung mengatakan Umbul Susuhan menjadi sumber kehidupan bagi puluhan usaha kecil menengah (UKM). Selain itu, Umbul Susuhan menjadi lapangan pekerjaan bagi sekitar belasan karyawan BUM desa.

Penentuan Usulan UMK Klaten 2021 Tanpa Survei KHL Tapi Mengacu Ini

Selama tutup, pendapatan mereka otomatis ikut terdampak. “Belum lagi tidak ada PAD ke desa,” kata dia.

Dunung menjelaskan sebelum ada pandemi omzet yang diperoleh BUM desa dari pengelolaan Umbul Susuhan bisa mencapai Rp50 juta per bulan.

Disinggung target setelah Umbul Susuhan bisa beroperasi lagi, Dunung mengatakan tak ingin terlalu mematok target tinggi. “Minimal kami berharap ada kegiatan dulu karena juga ada pembatasan dari sisi jumlah pengunjung,” jelas dia.

Biaya Operasional dan Perawatan

Direktur BUM Desa Sumber Kamulyan Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Saryanto, mengatakan selama Umbul Pelem tutup karena ada pandemi Covid-19, tak ada pendapatan yang diperoleh.

Sementara, biaya operasional untuk perawatan kolam renang wajib disediakan termasuk menggaji karyawan meskipun tak penuh selama penutupan.

“Selama penutupan itu untuk operasional kami menggunakan tabungan dari pendapatan yang diperoleh saat buka dari Januari sampai pertengahan Maret. Ada sisa-sisa sedikit untuk operasional. Yang jelas tahun ini kami tidak bisa membangun,” kata Saryanto.

Populer Via Youtube, Begini Sepak Terjang Dalang Fenomenal Ki Seno Nugroho

Saryanto mengatakan pada 2019 pendapatan yang diperoleh BUM desa dari pengelolaan Umbul Pelem mencapai Rp2,7 miliar.

“Kalau target tahun ini kami tidak bisa memprediksi karena memang kondisi pandemi yang terjadi,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya