SOLOPOS.COM - Warga belajar mengemas produk pariwisata di halamam Goa Mangkubumi, Gebang, Masaran, Sragen, Kamis (21/7/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 70 pegiat desa wisata di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Sragen, pada Kamis (21/7/2022), belajar cara mengemas produk pariwisata agar memiliki nilai jual. Desa Gebang sendiri memiliki objek wisata sejarah Goa Mangkubumi yang berada di Dukuh Gebang Kota.

Pelatihan peningkatan kualitas pengelolaan dan jejaring desa wisata Kabupaten Sragen itu difasilitasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Sejumlah narasumber dari Jakarta dihadirkan, salah satunya dari Politeknik Sahid Jakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pegiat desa wisata yang jadi peserta berasal dari unsur pengelola Wisata Sejarah Goa Mangkubumi, pengelola Pasar Kawak Ngasinan, ketua RW, perangkat desa, dan warga sekitar.

Akademisi Politeknik Sahid Jakarta, Kusmayadi, mengatakan pengelola objek wisata Goa Mangkubumi harus menyediakan buku pengunjung. Dari situ pengelola akan memiliki basis data pengunjung. Sehingga ada produk baru, pengelola bisa membagikannya ke pengunjung dengan harapan mereka akan kembali datang.

Selain itu perlu ada produk wisata yang membuat wisatawan betah berlama-lama di objek wisata. Bisa dengan membuat kegiatan atau lainnya.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu Ada Kepingan Surga di Desa Soko Sragen

“Aktivitas dan produk wisata itu disesuaikan dengan target pasarnya. Kalau tidak ada manfaatnya maka pengunjunng tidak akan datang sehingga harus ada pemicunya. Misalnya membuat festival sejarah yang isinya sejarah Mangkubumi dengan melibatkan pelajar dan mahasiswa. Kemudian adanya potensi Wanita Tani itu bisa dimanfaatkan sebagai aktivitas wisata,” ujar Kusmayadi saat berdialog dengan peserta.

Ketua Pokdarwis Goa Mangkubumi Gebang, Hartono, mengakui upaya untuk mengembangkan wisata yang mereka punya belum bisa maksimal.  Aktivitas yang ada sebatas kegiatan rutin setiap Minggu seperti senam bersama, wahana perahu air, dan hiburan lainnya.

Dia menjelaskan dulu pernah diterapkan tiket masuk tetapi sekarang kembali digratiskan. Pengunjung hanya dibebankan biaya parkir, Rp2.000 untuk yakni sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil.

Baca Juga: Pemdes Ngargotirto Sragen Ingin Sulap Eks Pacuan Kuda Jadi Water Boom

“Sebenarnya potensinya masih luas. Kawasan Goa Mangkubumi ini luasnya sekiyar 1 hektare. Potensi lahan itulah yang dikembangkan secara bertahap,” katanya.

Direktur BUMdes Jaya Mandiri Desa Gebang, Jumali, menambahkan pihaknya akan menambahkan fasilitas yang belum ada di Goa Mangkubumi, seperti toilet. Akan dibangun juga kolam renang dan gazebo di sepanjang sungai yang berada di satu kawasan objek wisata. Penambahan fasilitas itu diharapkan menambah daya tarik.

“Semua itu terbentur dengan dana karena selama ini masih swadaya. Hari ini menghadirkan anggota DPR, Bu Agustina Wilujeng dan anggota DPRD Sragen agar bisa membantu,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya