SOLOPOS.COM - Warga berada di jalan masuk menuju jembatan sasak di Beton, Jebres, Solo yang ditutup sementara, Minggu (2/10/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pengelola jembatan sasak yang menghubungkan Mojolaban, Sukoharjo, dengan Kampung Beton, Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, mengaku belum tahu sampai kapan jembatan dari bambu itu akan ditutup.

Mereka masih menunggu sampai tinggi muka air (TMA) Sungai Bengawan Solo turun dan jembatan aman untuk dilewati. Seperti diketahui, jembatan sasak di Bengawan Solo itu tutup sejak Sabtu (1/10/2022) karena TMA naik setelah hujan deras pada Kamis (29/9/2022) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jembatan yang menjadi jalur alternatif sekaligus jalan pintas selama penutupan Jembatan Mojo itu masih ditutup hingga Minggu (2/10/2022) siang. Arus sungai juga masih tampak deras dan tinggi membuat jembatan sasak di Beton belum bisa dilewati.

Salah satu warga setempat, Hala, yang ikut mengelola dan membantu menyeberangkan warga lewat jembatan sasak penghubung Solo-Mojolaban itu mengaku belum tahu sampai kapan jembatan sasak itu akan ditutup.

“Untuk buka lagi pastinya kapan, masih belum tau, lihat arusnya dulu naik turunnya gimana,” ujarnya saat diwawancarai Solopos.com, Minggu. Hala mengungkapkan pengelola rugi cukup besar saat jembatan sasak itu ditutup.

Baca Juga: Jembatan Sasak Mojolaban-Beton Solo Ditutup, Pengelola Rugi Jutaan Rupiah

Sejak Jembatan Mojo ditutup pada Senin (26/9/2022) lalu, ribuan orang menggunakan jalur jembatan sasak untuk menghindari jalur alternatif yang lebih jauh dan rawan macet.

Biaya Operasional dan Upah 49 Pekerja

Para pengguna jembatan sasak ditarik biaya Rp2.000-Rp3.000 per sepeda motor sekali lewat. Dari situ, pengelola yang mengeluarkan modal hingga Rp15 juta untuk membangun jembatan sasak memperoleh pendapatan sampai jutaan rupiah per hari.

Pada hari pertama penutupan Jembatan Mojo misalnya, pengelola meraup hingga Rp8 juta sehari. Uang itu untuk operasional dan upah sekitar 49 warga yang ikut mengelola dan membantu menyeberangkan pengendara motor.

Baca Juga: Arus Kencang dan Debit Air Naik, Jembatan Sasak Gadingan-Beton Solo Ditutup

Hala menyebutkan kebutuhan untuk operasional dan upah tenaga tersebut dalam sehari bisa habis Rp6 juta. “Kalau dihitung, ongkos makan, rokok, operasional mencapai Rp6 jutaan,” keluhnya.

Pengelola lainnya, Lukman, warga Kampung Beton, Sewu, mengatakan jembatan sasak dari Beton ke Mojolaban itu sudah sejak Jumat (30/9/2022) tak bisa dilewati.

Setelah itu diputuskan jembatan sasak penghubung Solo-Mojolaban ditutup total. “Arusnya lumayan tinggi. Jembatannya goyang dan kelelep, takutnya kalau dilewati nanti malah bebannya nambah dan talinya putus,” jelasnya kepada Solopos.com, Minggu (2/10/2022).

Baca Juga: Debit Air Bengawan Solo Tinggi, Dua Jembatan Sasak Tak Beroperasi

Dengan penutupan jembatan sasak tersebut, para pengguna jalan mau tidak mau harus mengambil jalur alternatif lewat Jembatan Jurug C di Jebres atau lewat Jl Ciu dan Jembatan Bacem untuk lalu lintas Solo ke Mojolaban atau sebaliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya