SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemerintah Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, mendapat bantuan dari Dinas PUPR dan Baznas Karanganyar untuk mengebor sumur guna mengatasi krisis air.

Namun, upaya pengeboran sumur itu mengalami kendala terkait kondisi geografis. Pemerintah Desa Krendowahono mendapatkan bantuan sumur bor dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Karanganyar dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Karanganyar untuk mengganti sumur bor lama bikinan Dinas PUPR di desa itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sumur lama itu sudah rusak. Di sisi lain, Pemerintah Desa Krendowahono memohon bantuan sumur bor kepada Baznas untuk Dukuh Dukuh. Lokasi pengeboran di RT 006 karena jauh dan tidak terjangkau sumur bantuan Dinas PUPR Karanganyar.

Kepala Desa Krendowahono, Syarif Hidayat, menuturkan pengeboran sumur bantuan dari Baznas Karanganyar dilaksanakan sekitar tiga pekan lalu. Tetapi warga belum bisa memanfaatkan air dari sumur bor bantuan Baznas itu.

Syarif menuturkan pengeboran terkendala kondisi geografis dan hal teknis lain. “Pengeboran di Dukuh Dukuh sempat bergeser karena karakter tanah lempung, empuk. Jadi jugruk [longsor], lalu pindah ke selatan dari titik pertama itu sejauh tiga meter. Pengeboran di titik pertama sudah 70 meter,” kata Syarif saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (14/9/2019).

Selain itu, proses pengeboran sempat terkendala hal teknis dengan penyedia jasa pengeboran. Persoalan tersebut menyangkut klausul perjanjian kedua pihak.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, pelaksana pengeboran tidak akan dibayar apabila sumur bor tidak mengeluarkan air. Mereka sepakat mengubah klausul menjadi pengebor akan dibayar 50% apabila sumur bor tidak mengeluarkan air.

“Perjanjian awal diubah. Masyarakat pingin dapat air. Nah ini geser mengerjakan titik baru [kedua]. Kami memanggil tenaga ahli dari perguruan tinggi di Soloraya, ahli geolistrik. Cek mata air,” tutur dia.

Syarif menyampaikan hasil analisis geolistrik, yaitu keberadaan air tanah dalam kemungkinan terdapat pada lapisan lima pada kedalaman 92,3 meter ke bawah. Namun potensi air tanah pada lapisan itu tidak terlalu banyak. Potensi akuifer kemungkinan berada pada kedalaman 92,3 meter sampai 110 meter hingga 120 meter.

“Penggalian di titik kedua sudah mulai sejak Kamis [12/9/2019]. Hingga Jumat [13/9/2019] sudah mencapai 87 meter. Kami berharap pengeboran lekas rampung. Semoga pengeboran yang kedua ini lancar dan ada air,” tutur dia.

Syarif menyampaikan warga Desa Krendowahono terdampak bencana kekeringan karena musim kemarau masih mengandalkan bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar dan dermawan. Bantuan terus mengalir dari sejumlah pihak.

Kali terakhir, warga Krendowahono menerima bantuan air bersih dari Polres Solo empat tangki dan Solopeduli dua tangki.

“Terima kasih bantuan dari semua pihak. Kami masih mengandalkan bantuan dari Pemkab dan dermawan. Sudah satu bulan ini kami mengandalkan bantuan air bersih.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya