SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA- Pengayuh becak motor di Jogja meminta agar kepolisian dapat merazia, bahkan mencopoti mesin betor.

Parmin, pengurus komunitas betor mengaku tak memperoleh undangan atau dilibatkan dalam sosialisasi penataan Malioboro, padahal ia saban harinya mangkal di daerah pertigaan Terang Bulan Malioboro.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan, ia pun mengaku sebagai ketua pengurus becak motor dan onthel di areanya itu. Ia mengatakan, jumlah betor di DIY sekarang ini ada sekitar 1.700, sedangkan yang beroperasi di Malioboro ada sekitar 600. “Tiap hari terus bertambah,” katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, kebanyakan pengayuh becak yang beralih ke betor karena usia yang sudah tua sehingga tidak capek. Dengan begitu, pengayuh becak masih dapat menggarap sawahnya sepulang atau sebelum mencari nafkah lewat betor. “Kalau dirazia, polisi harus mau menanggung kesejahteraan kami,” katanya.

Ia membantah ada sentimen antarpengayuh becak dengan betor di Maliobor. Baik betor ataupun becak onthel biasanya mengantre untuk mendapatkan penumpang. Siapa yang paling depan mendapatkan lebih dahulu. “Namun kalau ada yang jauh baru disarankan naik betor,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya