SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Solopos/Antara)

Penganiayaan Wonogiri menimpa seorang Satpam RSUD Wonogiri. Pelaku diduga anggota TNI.

Solopos.com, WONOGIRI — Seorang petugas Satuan Pengamanan (Satpam) RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso (SMS), Wonogiri, Tri Bowo Kuncoro, 31, menjadi korban pemukulan pengunjung RS itu, Jumat (10/6/2016) malam. Pelaku diduga anggota TNI berinisial Dmd, 52.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hingga Minggu (12/6/2016) warga Dusun Gandul, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri itu masih di rawat di RS tersebut, karena perutnya masih sakit. Korban sudah memaafkan Dmd dan tak ingin masalah diperpanjang, namun dia berharap pelaku bertanggung jawab atas biaya perawatannya.

Korban yang biasa disapa Bowo itu dirawat di Bangsal Anggrek kamar No. 22. Saat ditemui Solopos.com di ruang perawatan, Minggu, Bowo mengaku perutnya masih terasa sakit akibat sekali dipukul pelaku. Dia belum mengetahui terdapat luka dalam atau tidak di perutnya. Sebab, tindakan medis terhadapnya baru akan dilaksanakan Senin (13/6/2016) besok.

Dia tidak mengetahui secara pasti pelaku anggota TNI atau bukan. Saat kejadian, Dmd mengenakan pakaian sipil. Dia hanya mendapat informasi dari atasannya bahwa pelaku adalah anggota TNI. “Setelah dipukul saya dirawat di IGD [instalasi gawat darurat]. Saat di IGD pelaku menghampiri saya dan meminta maaf,” kata Bowo.

Dia sudah memaafkan pelaku dan ingin menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Saat ini dia masih menunggu diagnosis dokter. Jika dokter mendiagnosis perutnya bermasalah, Bowo berharap pelaku bersedia membiayai perawatannya.

“Kalau perut saya kenapa-kenapa pastinya akan dirawat lebih lanjut. Itu tentunya akan membuat biaya perawatan tambah banyak. Saya harap pelaku bersedia bertanggung jawab. Tapi kalau nanti perut saya tidak apa-apa, ya sudah enggak perlu diperpanjang lagi,” imbuh Bowo.

Dia menceritakan pemukulan bermula ketika pelaku bersama dua perempuan dewasa dan satu anak kecil berusaha masuk ke RS melalui pintu masuk dekat IGD, pukul 20.30 WIB. Saat itu, Bowo yang berjaga di pintu masuk, menjelaskan kepada pengunjung bahwa jam besuk sudah habis sejak pukul 19.00 WIB.

Namun, Dmd berkeras ingin masuk karena orang tuanya yang dirawat di Bangsal Anggrek meninggal dunia. Bowo memberi toleransi, namun hanya dua orang yang boleh masuk. Dia meminta anak kecil dan satu orang lainnya tetap berada di luar RS. “Setelah saya bilang begitu pelaku mendorong sambil memukul perut saya. Saya langsung terduduk. Perut saya rasanya ampeg sekali. Lalu bapak itu sama keluarganya masuk dalam RS,” urai Bowo.

Dandim 0728/Wonogiri, Letkol (Inf) Basuki Sepriadi, saat dimintai konfirmasi oleh Solopos.com, membenarkan Dmd merupakan anggota TNI. Dmd bertugas di Kodam IV/Diponegoro. Dia mengatakan masalah pemukulan sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

“Salah paham saja. Mungkin saat itu satpam menyampaikan sesuatu yang tidak bisa diterima anggota. Ketika itu kan orang tuanya [pelaku] meninggal dunia, jadi mungkin pikirannya sedang kalut,” ucap Dandim.

Dirut RSUD SMS Wonogiri, Setyorini, mengatakan Bowo bekerja sudah sesuai prosedur tetap (protap). “Saya harap pelaku beritikat baik lah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya