SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Solopos.com, SRAGEN — Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Ngawi yang dianiaya dan dibogem majikannya di Hong Kong, Erwiana Sulistiyaningsih, 20, bukan hanya mengalami luka lebam biasa. Erwiana menderita gangguan serius, yaitu pembengkakan di jaringan otak.

Sebanyak empat dokter spesialis masing-masing spesialis bedah, saraf, kulit dan kelamin, serta spesialis penyakit dalam, dikerahkan untuk menangani Erwiana yang masih dirawat di RS Amal Sehat Sragen itu. Kepala Instalasi Radiologi RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, Prasetyo Budi Dewanto, Rabu (15/1/2014), mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan radiologis, korban mengalami pembengkakan pada jaringan otak.  Namun, pembengkakan tersebut masih dalam kategori ringan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Korban mengalami trauma fisik sehingga masih sering mengeluh pusing. Pembengkakan tersebut, lanjut Prasetyo, kemungkinan besar karena terjadi benturan di bagian kepalanya. Ia mengaku tidak bisa memprediksi apakah benturan itu menggunakan benda tumpul atau bukan. Namun dipastikan itu dilakukan cukup keras sehingga menimbulkan pembengkakan.

“Kita enggak bisa melihat benturan dilakukan berapa kali atau menggunakan benda tumpul apa tidak. Tapi gambarannya ya seperti itu. dia mengalami pembengkakan jaringan otak ringan. Bisa jadi itu dilakukan sekali tapi keras, atau berkali-kali tapi tidak terlalu keras,” terangnya ketika ditemui ditemui wartawan di Ruang Radiologi RSUD Sragen, seusai melakukan CT-Scan kepala Erwiana.

Ketua tim dokter yang menangani Erwiana, Iman Fadli, saat jumpa pers di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, Rabu, mengatakan kondisi pasien asal Kecamatan Ngrambe, Ngawi, itu membaik dibandingkan kali pertama di bawa ke RS Amal Sehat Sragen, Jumat (10/1/2014) lalu. Namun, Erwiana masih mengeluhkan kepala pusing dan pandangan dobel yang diduga karena pengaruh gangguan dalam otaknya.

“Bagian matanya memang memar, katanya sempat dipukul oleh majikannya. Tapi, keluhannya bahwa kalau melihat jadi pandangan dobel itu bukan pengaruh mata, tapi mungkin pengaruh di dalam otak,” tegasnya.

Sementara itu, mengenai biru lebam di telapak tangan dan kedua kaki Erwiana, lanjut Iman, merupakan alergi dermatitis kontak. Penyebabnya bisa dari berbagai hal, misal karena kontak dengan matahari langsung, terkena air dingin, zat-zat lain atau bisa juga karena ditambah dengan penganiayaan dibagian telapak kaki dan tangan.

Lebih lanjut, Iman, mengaku tidak bisa memastikan kapan korban penganiayaan itu bisa sembuh total. Pusing dibagian kepala dan penglihatan dobel bisa disembuhkan meskipun butuh waktu lama. Sedangkan infeksi dibagian telapak kaki dan tangannya  juga bisa disembuhkan namun kemungkinan besar bakal kambuh lagi.

Saat ini tim dokter sudah melakukan beragam upaya untuk kesembuhan mantan buruh migran tersebut. Tim dokter bakal melakukan pengembangan pemeriksaan dalam tubuh korban termasuk kemungkinan adanya kekerasan seksual. “Kalau sekarang sudah mulai membaik dibandingkan pertama dibawa ke rumah sakit. Dilihat dari kondisi tubuh dan fisiknya yang kecil seperti itu kami masih mau melacak kemungkinan penyakit lain,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya