SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Solopos/Dok)

Penganiayaan di Boyolali diduga terjadi pada seorang pria tua yang kini meninggal dunia.

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang warga Dukuh Banyusodo, RT 001/RW 010 Desa Tanduk, Ampel, Slamet Handoko, 74, meninggal dunia Jumat (13/3/2015) yang diduga akibat penganiayaan.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Dugaan penganiayaan itu terjadi pada Minggu (8/3/2015) petang di sebuah warung bakso milik Suwardi, 57, di dukuh itu. Dari informasi yang dihimpun Solopos.com, Slamet Handoko mengalami luka memar di wajah akibat dipukuli oleh seorang pria asal Mojokerto, Jawa Timur, yang bernama Heri. Heri adalah pacar adik ipar korban yang bernama Ngatini, yang sudah janda.

Menurut Suwardi, korban sempat ditendang oleh pelaku pada bagian kaki dan dipukul dua kali pada bagian wajah. Setelah memukuli korban, pelaku langsung pergi naik mobil pikap. “Awal kejadiannya kurang tahu persis. Tiba-tiba saja pria itu [Heri] datang dan menendang Pak Slamet, kemudian memukuli wajah Pak Slamet,” kata Suwardi, saat ditemui Solopos.com, Jumat.

Warga lainnya, Juki, 43, juga mengaku tidak tahu persis penyebab kejadian yang mengundang banyak perhatian warga. “Saya keluar rumah kok sudah ramai-ramai ada orang berkelahi. Waktu saya keluar, dua orang itu sudah dipisah,” kata Juki.

Saat kejadian, Juki hanya mengenal korban. Dia mengaku tidak mengenal pelaku yang lainnya. “Tapi sepertinya pria itu sedang mabuk dan bawa pisau,” papar Juki.

Dari informasi yang beredar di masyarakat, pria asal Mojokerto itu sudah sekitar dua bulan tinggal di Banyusodo. Kedatangannya bermaksud untuk melamar Ngatini. “Namun selama tinggal di Banyusodo, tidak pernah bergaul dengan warga,” imbuh Suwardi.

Bahkan setelah kejadian tersebut, Ngatini tidak terlihat lagi di kampungnya. Diduga, janda beranak satu itu juga ikut pergi bersama pelaku. Menurut Suwardi, warga tidak banyak mengetahui permasalahan antara korban dengan Ngatini dan pria asal Mojokerto itu. “Saya sendiri juga tidak tahu permasalahannya apa. Memang dengar-dengar pria itu mau menikahi adik ipar Pak Slamet.”

Akibat pemukulan yang dilakukan Heri, Slamet langsung jatuh sakit. Dua hari setelah kejadian, Slamet sempat menjalani perawatan di Puskesmas Ampel. Korban diminta rawat inap tapi tak bersedia dan memilih pulang ke rumah adiknya, Tuminah, di Dukuh Banjarsari, RT 019/RW 009, Desa Gubung, Kecamatan Cepogo.

Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, melalui Kapolsek Ampel, AKP Sri Atmodjo, menyampaikan korban diketahui mengalami luka memar pada bagian wajah khususnya pipi dan bibir. “Kebetulan korban juga menderita penyakit jantung. Laporan ini akan kami dalami dan kami segera memintai keterangan pria yang diduga pelaku pemukulan, kami akan koordinasi dengan Polres Ponorogo.”

Mengenai motif pemukulan, kata Kapolsek, masih harus didalami. “Motif masih misterius. Oleh karena itu, kami juga akan meminta keterangan adik ipar korban.”

Sementara itu, suasana berkabung terlihat di kediaman Tuminah di Desa Gubug. Beberapa warga Banyusodo juga mendatangi rumah Tuminah untuk memastikan kabar kematian Slamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya