SOLOPOS.COM - Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2019). (Antara - Muhammad Adimaja)

Solopos.com, JAKARTA — Media sosial (medsos) dijadikan salah satu sarana oleh pihak-pihak tertentu untuk menggembosi aksi mahasiswa turun ke jalan, beberapa waktu terakhir. Hal itu diungkapkan pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria.

“Jadi ada yang menggembosi dan ada yang menunggangi gerakan mahasiswa, dua hal ini dilakukan oleh kelompok yang berbeda,” kata Hariqo Wibawa Satriasaat dihubungi dari Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengatakan penggembosan melalui media sosial terhadap aksi mahasiswa dilakukan dengan penyebaran tagar #SarkemMemanggil untuk merecehkan tagar #GejayanMemanggil. Selain menggembosi, tagar pertama itu sekaligus melakukan demoralisasi gerakan mahasiswa dan mengecilkan gerakan itu.

Hariqo menambahkan media sosial juga dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan konten yang membenturkan gerakan mahasiswa dengan TNI/Polri.

Menurut Hariqo, upaya penggembosan gerakan mahasiswa dilakukan pihak diduga pendukung Joko Widodo (Jokowi) di grup-grup percakapan daring dan media sosial. Dan lewat saluran sama, kata dia, beberapa akun oposisi juga berupaya menunggangi aksi gerakan mahasiswa dengan tagar #TurunkanJokowi, kemudian direspons oleh pendukung Jokowi dengan tagar #SayaBersamaJokowi.

“Beberapa akun dari kedua kelompok ini lebih fokus pada sosok Jokowi, namun kurang memperhatikan substansi-substansi yang diteriakkan gerakan mahasiswa,” kata penulis buku Seni Mengelola Tim Media Sosial #SMTMedsos itu.

Adapun tuntutan para mahasiswa itu, kata dia, di antaranya agar pemerintah mengubah kebijakan-kebijakan yang merugikan demokrasi, pemberantasan korupsi, kebebasan sipil, penyelamatan negara dari oligarki, dan kepentingan nasional lainnya.

Hariqo juga menemukan di medsos terdapat sejumlah akun pendukung Jokowi yang mendukung gerakan mahasiswa dengan tagar #ReformasiDikorupsi.

Gerakan mahasiswa yang konsisten, ungkap Hariqo, setidaknya memberikan tiga manfaat besar untuk jangka panjang. Pertama, bisa menjadikan orang baik/benar di lingkaran kekuasaan, yang awalnya takut menjadi berani.

Kedua, kata dia, menjadikan masyarakat, para orang tua yang awalnya pesimis menjadi optimis, karena ternyata generasi penerus Indonesia adalah manusia merdeka.

Kemudian ketiga, Hariqo mengatakan gerakan mahasiswa yang konsisten akan menutupi kekhawatiran kita terhadap kualitas pengawasan anggota DPR/DPRD/DPD terpilih hasil pemilu 2019.

Hariqo juga mengamati berbagai demonstrasi hangat belakangan ini telah melelehkan tembok antara pendukung Jokowi dan Prabowo, merubuhkan sekat-sekat antargolongan.

“Mereka melebur menjadi pendukung kepentingan nasional,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya