SOLOPOS.COM - Poster Jokowi-Ahok. (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

Poster Jokowi-Ahok. (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

BANDAR LAMPUNG–Pengamat politik lokal dari Universitas Lampung (Unila) Syafarudin S.Sos, MA mengatakan sejumlah pelajaran yang dapat dipetik atas hasil sementara Pilkada DKI Jakarta yang dimenangkan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama atau Jokowi-Ahok.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dosen dan Kepala Laboratorium Politik Lokal dan Otonomi Daerah FISIP Unila, Jumat (21/9/2012) pelajaran yang dapat dipetik adalah fakta adanya ketidakpuasan terhadap kinerja incumbent, komunikasi publik yang kurang ramah, terlalu elitis, kurang dekat dengan rakyat, publikasi yang tak sampai ke “grassroot”.

Dia menilai, pasangan Jokowi-Ahok lebih didukung karena dinilai sosok yang dekat dengan rakyat, sederhana, jujur, cukup berprestasi di wilayah kecil seperti Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah, dan diyakini bisa membawa perubahan bagi DKI Jakarta dalam lima tahun ke depan.

“Hasil Pilgub DKI Jakarta ini, sedikit banyak dapat berimbas bagi Pilgub di Lampung kelak, karena karakter pemilih di Lampung hampir serupa dengan pemilih di Jakarta, yakni sama-sama plural dari sisi etnis, agama, pendidikan dan pekerjaan,” ujar dia pula.

Karena itu, dia berpendapat, para bakal calon gubernur Lampung mestinya bisa meneladani sosok dan kinerja politik Jokowi yang dekat dengan rakyat, membantu rakyat, sederhana, dan jujur. “Sosok-sosok seperti itulah yang kelak akan dipilih rakyat dalam Pilgub Lampung mendatang,” kata Syafarudin lagi.

Ia mengemukakan, setelah kemenangan Jokowi-Ahok yang akan memimpin Jakarta lima tahun mendatang, diyakini pemilih akan berubah, terutama pada sektor keberpihakan terhadap penataan pedagang kaki lima (PKL), buruh, pedagang kecil, kaum duafa, dan warga miskin. Namun, soal kemacetan, banjir, dan moda transportasi, menurut dia, tidak bisa cepat berubah bila tidak ada kebijakan yang ketat, misalnya pembatasan tahun kendaraan motor roda dua dan roda empat.

“Ya betul, yang harus ditiru bukan atributnya [seperti baju kotak-kotak], tapi sosok sederhana dan kinerjanya buat rakyat. Artinya sosok Jokowi tidak instan tapi melalui proses sosialisasi dan internalisasi yang mendalam di benak masyarakat,” ujar dia pula.

Dia berharap, para calon gubernur Lampung mendatang mesti unjuk kinerja membangun daerah, membantu rakyat kecil, dan tampil bersahaja. Para calon gubernur itu juga diingatkan, jangan berpikir instan lagi bahwa uang bisa membeli suara rakyat. “Rakyat bisa saja menerima sembako, tapi rakyat belum tentu memilihnya,” demikian Syafarudin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya