SOLOPOS.COM - Puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan aksi unjuk rasa menuntut dibubarkannya Resimen Mahasiswa (Menwa) di Kampus I UMS Kamis (28/10/2021). (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, JAKARTA — Pengamat pendidikan, Doni Koesoema, menilai unit kegiatan mahasiswa berbau militer seperti resimen mahasiswa (menwa) sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini yang mengutamakan inovasi.

Karena itulah, menurutnya, Mendikbudristek Nadiem Makarim, harus bertindak cepat dengan mengeluarkan peraturan yang berisi pembubaran Menwa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebab selain menimbulkan korban jiwa, Menwa juga dianggap sudah tidak relevan lagi dengan iklim akademik yang mengutamakan inovasi.

“Gunanya Menwa saat ini apa di kampus? Nggak ada. Sudah ada sekuriti atau satpam. Kalau mau ya dibubarkan dan kalau ada mahasiswa mau ikut program komponen cadangan strategis harus dilatih sembilan bulan dan dilatih oleh orang yang profesional, bukan sembarangan,” ujar Doni seperti dikutip dari Suara.com, Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Mahasiswa UNS Meninggal saat Diklat, Keluarga: Ada Luka di Tubuh Korban 

“Menteri Nadiem Makarim harusnya ambil tindakan. Karena dia kan zero tolerance terhadap kekerasan. Maka harus membubarkan Menwa secepatnya,” tegasnya.

Keberadaan Menwa di kampus-kampus di Indonesia, kata Doni, pertama kali dibentuk oleh AH Nasution yang kala itu dilatih secara militer seperti menggunakan senjata, taktik pertempuran, survival, bela diri militer, dan penyamaran.

Menwa saat itu, imbuhnya, dipersiapkan sebagai salah satu komponen pertahanan sipil dan pernah menjadi bagian dari tim sukarelawan yang dikirim ke Papua.

“Tapi di era Orde Baru, seiring dengan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) yang melarang mahasiswa melakukan kegiatan bernuansa politik, keberadaan Menwa berubah menjadi sumber informasi bagi penguasa,” kata Doni.

“Era Orde Baru semua dikontrol, termasuk kampus. Menwa tujuannya untuk menjaga, mengendalikan, dan menjadi informan penguasa. Sehingga begitu ada gerakan demonstrasi anti-pemerintah langsung dihentikan atau dicegah oleh Menwa.”

Baca Juga: Mahasiswa UNS Meninggal saat Diklat Menwa, Apa Itu Menwa? 

Meski saat ini Menwa berada di bawah kewenangan rektorat, tapi pihak kampus tidak betul-betul mengawasi kegiatan unit kegiatan mahasiswa tersebut.

Dalam kasus meninggalnya mahasiswa di UNS, ia menilai pihak rektorat tidak bisa lepas tangan.

“Diklat dilakukan atas nama kegiatan kampus dan enggak ada sistem kontrol. Izin kegiatan, ada. Tapi siapa penanggung jawab dari kampus kalau ada kejadian gini?” katanya.

Juru bicara Kemendikbudristek, Anang Ristanto, mengatakan Ditjen Diktiristek telah berkoordinasi dengan pimpinan UNS untuk mendukung penyelidikan dari kepolisian untuk mengetahui penyebabnya.

Peristiwa meninggalnya seorang mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, Jawa Tengah, saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar Menwa, berbuntut pada desakan agar keberadaan Menwa dibubarkan dari seluruh universitas di Indonesia.

Tuntutan Pembubaran

Adapun pihak UNS telah membentuk tim evaluasi yang nantinya akan memberikan rekomendasi apakah Menwa akan dibubarkan atau tidak.

Tuntutan untuk membubarkan Menwa muncul menyusul meninggalnya Gilang Endi Saputra saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar atau Diklatsar di kawasan Jembatan Jurug, pada Minggu (24/10/2021).

Sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret menyalakan 100 lilin di area kampus sebagai bentuk solidaritas untuk Gilang. Mereka mendesak kampus segera membubarkan Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa (nama resmi Menwa UNS).

Kepolisian Jawa Tengah mengungkapkan, penyebab meninggalnya mahasiswa semester tiga itu diduga akibat kekerasan berupa pemukulan di kepala sehingga terjadi penyumbatan di bagian otak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya