SOLOPOS.COM - Antrean kendaraan yang melintas di underpass Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (22/2/2018). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Warga khususnya di wilayah Kartasura, Sukoharjo, diharapkan tidak khawatir berlebihan terkait pengalihan arus lalu lintas melintasi simpang tiga Ngadirejo dan simpang empat Gembongan akibat pembangunan flyover Purwosari Solo.

Sebab, timbulnya kemacetan akibat adanya pembangunan sudah menjadi hal lumrah. Hal itu disampaikan Lurah Ngadirejo, Kartasura, Tri Wahyudi, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (9/1/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pembangunan yang akan dilaksanakan itu untuk jangka panjang. Saya kira masyarakat sudah paham. Yang terpenting masyarakat tertib lalu lintas ketika diadakan rekayasa lalu lintas,” kata dia.

Adanya rekayasa lalu lintas, menurut dia, pasti sudah dilakukan analisis dampak lalu lintas (Andalalin) oleh dinas terkait.

“Jadi sudah ada kajian terlebih dahulu. Kendaraan akan dilewatkan di mana, kenapa dilewatkan di jalur tersebut dan lain sebagainya. Jadi sudah dipikir matang,” imbuh dia.

Ia mengatakan, saat ini masyarakat telah diuntungkan dengan adanya kemajuan media informasi. Sehingga ketika ada kemacetan di salah satu area, bisa mendapat informasi dan mencari jalur alternatif lainnya, khususnya kendaraan sepeda motor.

“Pada intinya jika ada kemacetan sudah ada tanggung jawab dari dinas terkait. Yang terpenting proyek pembangunan yang dilakukan pemerintah bisa berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan,” kata Tri.

Hal senada disampaikan Kepala Desa Makamhaji, Agus Purwanto, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis. Menurut dia, setiap ada pembangunan fasilitas umum pasti menimbulkan dampak positif dan negatif.

“Dulu ketika ada pembangunan underpass Makamhaji juga timbul pro-kontra di kalangan masyarakat. Untuk kepentingan jangka panjang, warga harus rela bersabar hingga pembangunan flyover selesai,” kata dia.

Mengenai pembangunan flyover Purwosari Solo, menurut dia, memang sebaiknya segera dibangun karena sering menimbulkan kemacetan.

Tetapi, lanjut dia, jika underpass Transito sudah dibangun sebelum pembangunan flyover bisa mengurai kemacetan karena kendaraan roda dua bisa melewati underpass Transito.

Jika rekayasa lalu lintas tersebut dilakukan, menurut dia, dampak kemacetan yang tinggi berada underpass Makamhaji. Karena dari berbagai arah, selatan, utara, timur dan barat ada kendaraan yang masuk ke jalur tersebut.

“Hari biasa tidak ada pembuangan arus lalu lintas saja daerah tersebut sudah macet, terutama pagi dan sore,” beber dia.

Mengenai banjir di underpass Makamhaji yang selama ini mengganggu arus lalu lintas, lanjut dia, saat ini sudah terdapat empat pompa air. Sehingga saat ini sudah jarang terjadi banjir.

Baca pula: Tim SAR Hentikan Pencarian Perempuan Hilang di Kali Samin Sukoharjo

“Empat pompa air itu sudah otomatis semua. Jika ketinggian air sudah melebihi batas, pompa akan bergerak, sudah ada sensornya. Dulu terjadi banjir karena petugas ada yang lalai membuka pompa air, karena pompanya belum otomatis,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya