SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Penertiban PKL dilakukan Satpol PP di timur RSUD Sukoharjo. Selain untuk penertiban, hal itu juga dilakukan untuk mencegah tumbuhnya prostitusi.

Solopos.com, SUKOHARJO — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo membongkar dua lapak pedagang kaki lima (PKL) tak berpenghuni di timur RSUD Sukoharjo atau wetan DKR, Senin (16/2/2015). Penertiban itu selain untuk mensterilkan lokasi juga untuk mencegah tumbuhnya prostitusi yang dahulu sempat ada.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pantauan Solopos.com di lokasi, Senin (16/2/2015). Lapak yang dibongkar itu berada di trotoar wetan DKR atau dekat jalan raya. Kawasan itu dekat dengan SMPN 3 Sukoharjo. Selain petugas Satpol PP turut dalam pembersihan lapak itu sejumlah petugas dari RSUD Sukoharjo.

Warga Kota Makmur mengenal RSUD dengan nama DKR, karena dahulu bernama Dinas Kesehatan Rakyat. Petugas Satpol PP membongkar dua lapak yang telah ditinggalkan pemiliknya. Gerobak lapak disita petugas diangkut menggunakan truk operasional.

Sedangkan petugas RSUD membersihkan sisa-sisa bongkaran, seperti beton untuk mengecor tiang bambu, menggeser pot bunga yang sebelumnya dimanfaatkan pedagang, membersihkan bongkahan tanah, dan lainnya.

Kepala Satpol PP Sukoharjo, Sutarmo, saat ditemui Espos menyampaikan rencana penertiban kawasan itu dilakukan sejak sebulan terakhir. Tercatat ada lima PKL yang beroperasi di kawasan tersebut.

Sebelumnya, mereka telah diperingatkan agar berpindah ke lokasi relokasi yang telah disediakan, yakni di tepi Jl. Lumba-Lumba Kampung Darmosari, Gayam, Sukoharjo. Lokasi itu di sebelah utara RSUD atau selatan SMPN 3 Sukoharjo. Mereka diberi waktu dua pekan dengan batas waktu Minggu (15/2). Para pedagang menyatakan bersedia berpindah dengan membuat surat pernyataan.

“Dalam perjalanannya para pedagang mau berpindah. Tapi ada dua pedagang yang tidak mau membongkar lapak. Makanya hari ini [Senin (16/2/2015)] kami membongkar lapak-lapak itu,” papar Sutarmo.

Dia melanjutkan selain untuk membersihkan kawasan wetan DKR dari PKL, penertiban bertujuan untuk mencegah tumbuhnya prostitusi. Menurut dia bukan rahasia lagi dahulu kawasan tersebut banyak dijadikan tempat menjajakan diri para pekerja seks komersial (PSK). Mereka menjajakan diri di warung-warung yang beroperasi di wetan DKR. Seiring adanya penertiban sekaligus perbaikan pagar dan trotoar RSUD, aktivitas esek-esek di lokasi sempat tidak ada. Namun beberapa lama kemudian PKL mulai tumbul lagi.

“Selain di wetan DKR, PKL di Jl. Dr. Sutomo dari perempatan DKR ke Terminal Sukoharjo juga kami tertibkan. Mereka berjumlah 15 PKL,” imbuh Sutarmo.

Anggota Staf Sanitarian RSUD Sukoharjo, Nur Hidayah, kepada Solopos.com menyatakan sangat mendukung penertiban PKL tersebut. Dia menilai selain merusak keindahan RS para PKL yang beroperasi di wetan DKR juga telah merenggut hak para pejalan kaki. Pasalnya lapak mereka berada di trotoar.

“Pelajar SMPN 3 Sukoharjo kalau pulang jalan kaki banyak yang lewat sini [wetan DKR]. Mareka lewatnya di tepi jalan karena trotoar sudah berubah jadi kawasan PKL. Kan lewat di tepi jalan sangat berbahaya. Banyak mobil berat yang lewat jalan ini,” ucap Nur Hidayah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya