SOLOPOS.COM - Puji Astuti, 45, menggendong bayi yang ditemukan di selokan di samping rumahnya di Glintang, Sambi, Boyolali, Senin (14/11/2016) lalu. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Penemuan bayi Boyolali terjadi di Sambi.

Solopos.com, BOYOLALI — Warga Dukuh Randu Kuning, RT 007/RW 001 Desa Glintang, Sambi, Boyolali menemukan bayi laki-laki di sekolah dekat rumahnya Senin (14/11/2016) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sepasang mata perempuan itu berkaca-kaca. Pelan-pelan, ia peluk tubuh bayi mungil itu penuh kasih sayang. Ia pandangi lagi paras bayi yang bersih itu. Ialu, ia ciumi lagi. Air matanya pun tumpah.

“Ini adalah anugerah. Bayi ini titipan saking Gusti Allah. Akan saya rawat seperti anak saya sendiri,” ujar perempuan itu, Puji Astuti, 45, kepada Solopos.com di Pondok Bersalin Desa Tanjungsari, Banyudono, Boyolali, Selasa (15/11).

Puji Astuti bukanlah orang yang melahirkan bayi itu. Namun, dialah orang pertama yang menyelamatkan dan menumpahkan kasih sayangnya kepada bayi itu. Kisah itu bermula Senin (14/11) malam selepas waktu Magrib.

Puji bersama suaminya, Juwarso, 46, mula-mula mendengar suara seperti anak kucing mengeong di samping rumahnya di Dukuh Randu Kuning RT 007/ RW 001 Desa Glintang, Sambi, Boyolali. Suara itu cukup lama seakan membawa sebuah isyarat. Ia lantas beranjak dan menuju sumber suara tangisan itu. “Masya Allah!! Ternyata bayi,” kisah Puji.

Hati Puji bergetar. Malam itu juga, ia pungut bayi malang itu. Saat dipungut, tubuh bayi masih penuh darah. Tali pusarnya masih menempel utuh. Bayi itu terbungkus tas kresek warna hitam. Tubuhnya seberat 2,5 kg mengigil kedinginan di sebuah selokan.

Hanya beberapa centimeter dari bayi itu, terdapat saluran pembuangan air kamar mandi. “Saya langsung gendong bayi ini saya bawa masuk rumah. Baju saya berlumuran darah semua saat itu,” kisahnya dengan urai air mata.

Keluarga Puji menyambut bayi itu penuh keharuan dan kebahagiaan. Mereka tak terlintas untuk menanyakan siapa sesungguhnya orang tua bayi itu. Bagi mereka, cinta kasih manusia di atas segalanya. “Anak saya sudah dua, tapi perempuan semua. Alhamdulillah, dikasih anak ketiga laki-laki,” ujar ibu rumah tangga itu.

Malam itu juga, keluarga Puji merayakan kehadiran bayi itu bak sebuah peristiwa sejarah kelahiran anak manusia. Bayi itu langsung ia periksakan ke bidan desa. Keluarga besar Puji ramai-ramai memasak untuk membuat brokohan, semacam tasyakuran kelahiran.

Di depan rumahnya, ia nyalakan lampu kecil untuk menerangi tali pusar bayi itu. “Alhamdulilah keluarga kami dapat anugerah anak laki-laki. Ini tasyakuran semoga jadi anak soleh,” ujar Mbah Sadinem, orang tua Puji.

Kapolsek Sambi, AKP Bambang Rusito, akan mengupayakan untuk membantu proses adopsi bayi itu kepada keluarga Puji. Bambang tak memungkiri akan ada banyak orang yang berusaha mengadopsi bayi temuan itu.

“Sudah banyak yang menghubungi saya untuk mengadopsi bayi ini. Tapi, ibu Puji ini yang berjasa besar dan sangat menyayangi bayi ini,” ujarnya saat menjenguk bayi itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya