SOLOPOS.COM - Bayi yang ditemukan di Joyosuran, Pasar Kliwon beberapa waktu lalu akhirnya diserahkan ke pengelola Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi (YPAB) Permata Hati Solo, Kamis (19/7/2012) di yayasan setempat. Bayi itu kemudian dinamai Muhammad Rizky Hidayat. (JIBI/SOLOPOS/Aries Susanto)

Bayi yang ditemukan di Joyosuran, Pasar Kliwon beberapa waktu lalu akhirnya diserahkan ke pengelola Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi (YPAB) Permata Hati Solo, Kamis (19/7/2012) di yayasan setempat. Bayi itu kemudian dinamai Muhammad Rizky Hidayat. (JIBI/SOLOPOS/Aries Susanto)

Air mata Ratih tiba-tiba menggenang. Dari sudut bola matanya, air mata itu lantas tumpah sesaat setelah melepas bayi mungil dari dekapannya. Warga Sangkrah, Pasar Kliwon itu seakan tak rela. Baginya, bayi laki-laki yang ditemukan warga Joyosuran, Pasar Kliwon beberapa waktu lalu itu terlanjur memenuhi ruang batinnya. Mungkin karena dialah orang yang selama beberapa hari ini terakhir ini merawat bayi itu penuh kasih sayang layaknya anaknya sendiri.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

“Bu Ratih sudah telanjur sayang. Ia sudah lebih lima tahun menikah, namun belum dikarunian anak,” kata Singgih Yudoko, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Solo yang memimpin acara penyerahan bayi temuan kepada pengelola Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi (YPAB) Permata Hati Jebres, Solo, Kamis (19/7/2012).

Dalam pelukan Ratih, bayi itu tidur terlelap. Ia berselimutkan kain tebal warna biru tua. Ketika rombongan petugas Puskesmas Gajahan dan petugas Dinsosnakertrans tiba di YPAB, suasana sempat hening. Setelah dimulai prakata singkat, proses serah terima pun dimulai. Namun, hingga ditandatangani berita acara serah terima bayi, tak satu pun orang di dalam gedung YPAB itu yang menyebutkan siapa nama bayi itu. Semua terdiam sesaat. Keheningan baru pecah setelah Singgih memberikan nama Muhammad Rizky Hidayat pada si bayi. “Silakan diartikan sendiri nama itu. Yang jelas, biar anak ini penuh rezeki dan hidayah,” kata Singgih.

Serah terima bayi temuan itu memang penuh haru. Ratih yang merupakan PNS Puskesmas itu nampak sangat berat melepas bayi itu. Namun, itulah kenyatanya. Bayi berwajah menawan itu pun harus diserahkan ke YPAB sebelum diputuskan oleh pengadilan siapa yang berhak mengadopsinya. “Selama tiga bulan ke depan, bayi ini tak boleh diadopsi. Siapa tahu ada orangtua yang merasa kehilangan bayi ini,” kata Kepala YPAB, Qomarudin.

Beberapa hari sebelum penyerahan bayi itu, kisah tentang bayi malang itu memang cukup menguras perhatian publik. Teka-teki tentang di mana dan siapa orang yang telah mengadopsi bayi itu juga cukup mendebarkan. Bayi itu bahkan dikabarkan sempat raib dari Puskesmas Gajahan, tempat di mana bayi itu dirawat lantaran diambil calon pengadopsi melalui jalan pintas. Dan Ratih adalah satu di antara sekian para calon ibu dari bayi malang itu.

Namun, harapan itu akhirnya kandas setelah diputuskan bahwa bayi temuan itu harus diserahkan dulu ke YPAB sampai diputuskan calon pengadosi yang sah menurut hukum. “Ini anak lho, masa depan bangsa. Bukan barang yang bisa diambil seenaknya. Jadi, harus melalui seleksi ketat demi masa depan anak itu,” kata Kabid Sosial Dinsosnakertrans, Agus Hastanto.

Ratih memang berurai air mata melepas anak temuan itu. Namun, peristiwa yang disaksikan oleh utusan Kapolresta Solo serta para pejabat terkait itu akan menjadi momen bersejarah. Sebab, di situlah terpampang realita bahwa betapapun mulia niat seseorang untuk merawat bayi, namun tetap harus melalui jalur yang benar. “Ini akan menjadi pelajaran bagi siapa saja yang ingin mengadopsi anak,” kata Naning Nugroho, Sekretaris YPAB Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya