SOLOPOS.COM - Arca berbahan batu andesit yang diduga Agastya, ditemukan warga Sragen, Sabtu (23/10/2021). (Tri Rahayu/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Penemuan arca berbahan batu andesit yang diduga sosok Agatsya dinilai dapat memperkuat daya tarik wisata sejarah Gua Mangkubumi. Objek wisata ini tengah dikembangkan warga Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Sragen.

Arca itu ditemukan oleh inisiator revitalisasi Gua Mangkubumi, Sukardi, di RW 009, Dukuh Ngunut Desa Gebang. Arca ditemukan dalam kondisi tak sempurna. Kepalanya hilang, salah satu kakinya patah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Meski begitu, penemuan arca ini bisa memperkuat narasi sejarah di objek wisata Gua Mangkubumi yang dibuka belum lama ini.

Arca Agastya tanpa kepala itu ditemukan di kebun milik anak Raden Joyo. Raden Joyo ini konon orang sakti keturunan Keraton Surakarta Hadiningrat yang menemukan kali pertama arca tersebut.

Baca Juga: Warga Gebang Sragen Temukan Arca Agastya, Begini Penelusurannya

“Sehari menjelang pembukaan [objek wisata sejarah Gua Mangkubumi] itu, saya mendapat informasi dulunya ada tiga arca yang ada di depan mulut gua. Setelah diselidiki salah satu arca ditemukan di rumah Raden Joyo, orang sakti keturunan Keraton Surakarta Hadiningrat. Nah, patung itu diletakan di kebun rumah yang sekarang dihuni anaknya,” ujarnya Sukardi saat ditemui Solopos,com, Selasa (2/11/2021).

Ia menilai temuan-temuan baru memungkinkan untuk dibuat paket wisata sejarah di Desa Gebang. Dia melihat Gebang Loji itu potensial untuk pengembangan wisata sejarah kolonial.

Sukardi juga menyinggung adanya Dam Pleret yang terletak tak jauh dari kompleks Gua Mangkubumi. “Bendungan itu dulu terbuat dari kayu pada 1901. Kemudian dibangun pada 1979, zaman Orde Baru. Di dam itu ada terowongan yang cukup besar dan unik. Sayangnya sekarang sudah ditutup terowongan itu,” ujarnya.

Baca Juga: Warga Sragen Temukan Arca Agastya, Ini Tanggapan Pemerhati Sejarah

Menurut pemerhati sejarah dari Yayasan Palapa Mendira Harja Sragen, Lilik Mardiyanto, arca itu lebih tua sejarah Gua Mangkubumen. Pasalnya, Lilik menduga arca itu lebih dulu ada sebelum Pangeran Mangkubumi datang untuk bersembunyi di gua tersebut. Melihat dari ornamennya yang masih bagus, Lilik memperkirakan arca tanpa kepala tersebut peninggalan era Majapahit.

2 Arca Masih Hilang

Arca itu kemudian diambil Sukardi dan dikembalikan ke gua. Dia mengatakan masih ada dua arca yang belum ditemukan, salah satu arca yang hilang itu berupa Ganesha yang berukuran setinggi 60 cm. Sukardi tidak tahu arca yang satunya. Dia mengatakan banyak pengunjung yang belum tahu tentang arca itu.

“Selain arca juga ada yoni. Kalau yoninya masih ada dan dirawat warga di Gebang Loji masuk RW 003. Yoni itu ditemukan di eks-pabrik serat nanas. Bukti peninggalan pabrik serat nanas itu masih ada berupa batu giling atau suiker molen yang ada di kompleks Gua Mangkubumi,” ujarnya.

Baca Juga: Dispora Petakan Potensi, Bakal Banyak Desa Wisata Sejarah di Sragen

Seperti diberitakan, objek wisata Gua Mangkubumi di Dukuh Gebang Kota dibuka pada Minggu (24/10/2021) lalu. Gua itu konon pernah menjadi tempat persembunyian Pangeran Mangkubumi di era penjajahan Belanda.

Gua ini berada di antara akar pohon beringin berusia ratusan tahun. Gua Mangkubumi itu memiliki dua mulut. Mulut gua pertama berdiameter sekitar 50 cm, sementara mulut gua kedua memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan tinggi sekitar 1 meter. Antara mulut gua pertama dan kedua tidak terhubung. Akar-akar itu menjulur dari permukaan bukit ke bawah.

Melengkapi objek wisata itu, pengelola menyediakan wahana air. Cukup dengan membayar Rp10.000, warga bisa menikmati perahu motor milik nelayan ikan dari Waduk Kedung Ombo (WKO). Setiap warga yang menaiki perahu dilengkapi dengan sarana pengaman berupa pelampung. Warga bisa menikmati lingkungan sungai yang masih alami sepanjang 100 meter. Ada pula sarana bermain anak, seperti kemidi putar, pancing bola, mandi bola, dan seterusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya