SOLOPOS.COM - Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jendral Soedirman, Mite Setiansah seusai mempertahankan disertasinya di Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM/2016), Selasa (12/1/2016). (JIBI/Harian Jogja/dok. Humas UGM)

Penelitian terbaru berikut dari dosen Universitas Jendral Soedirman

Harianjogja.com, SLEMAN – Keberadaan smartphone seakan tidak bisa ditolak lagi bagi masyarakat umum, salah satunya perempuan urban. Perempuan yang lebih memilih bekerja menjadikan smartphone sebagai barang yang sangat membantu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jendral Soedirman, Mite Setiansah menyebutkan penggunaan smartphone melahirkan bentuk pengawasan baru bagi perempuan urban. Bahkan smartphone menjelma menjadi mercuruar pemantau bagi langkah perempuan urban.

“Salah satu nara sumber saya, Santy sangat aktif menggunakan smartphone blackberry messenger. Dia selalu up date status disertai foto dengan tampil sempurna dihadapan kamera. Up date status ini tidak hanya untuk menunjukkan apa yang dia kerjakan tapi bentuk laporan pada suaminya,” kata Setiansah di Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (12/1/2016).

Setiansah melanjutkan up date status bagi Santy menjadi cara terbaik agar suaminya bisa mengetahui keberadaannya saat ini. Up date status melalui smartphone juga menjadikan Santy tidak sekadar diawasi suami namun juga promosi diri.

“Sisi baik smartphone adalah menjadikan perempuan urban lebih aktif dan progresif. Mereka bisa lebih eksis bahkan memiliki segudang relasi,” kata Setiansah

Mempertahankan disertasi berjudul “Pemaknaan Smartphone oleh Perempuan Urban: Interaksi Gender, Kelas, dan Agama”, Setiansah mengatakan jika smartphone telah mengaburkan batasan ruang publik, produktif, kerja dan kesenangan.

Melalui smartphone perempuan tidak lagi berposisi sebagai objek atau konsumen, tetapi juga bisa menjadi subjek bahkan produsen. Perempuan bisa menyuarakan gagasan dan pikiran yang dalam situasi tertentu tidak selalu didengar di dunia nyata.

Perempuan juga mendapatkan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri, memperoleh posisi, serta berpartisipasi dalam praktek ekonomi, sosial hingga keagamaan secara leluasa.

“Smartphone telah membuka peluang yang luas bagi perempuan untuk memiliki keberdayaan (agency),” tegas Setiansah.

Kehadiran smartphone menimbulkan beban tambahan bagi perempuan dengan sifatnya yang mengaburkan batasan ruang dang waktu. Praktek ekonomi yang dilakukan perempuan melalui smartphone saat ini telah menambah beban perempuan.

“Beban perempuan yang semula dikatakan hanya berkutat dengan sumur, dapur, dan kasur, dalam waktu bersamaan kini juga berurusan dengan order, transfer, dan deliver,” ujar Setiansah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya