SOLOPOS.COM - Siswa Kelas VIII C SMPN 4 Wonogiri, Stefano Wahyu Al Afandi, mengoperasikan drone rakitannya di halaman SMPN 4 Wonogiri, Sabtu (8/4/2017). (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Pendidikan Wonogiri, kelompok ekstrakurikuler robotik SMPN 4 Wonogiri  membuat drone rakitan.

Solopos.com, WONOGIRI — Dengan susah payah, Stefano Wahyu Al Afandi mengatur keseimbangan drone yang mengudara. Siswa kelas VIII C SMPN 4 Wonogiri tersebut memutar kedua tuas di remote control agar posisi drone stabil di udara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Drone berwarna merah dengan empat baling-baling tersebut masih saja meliuk-liuk, tak mau diam di tempat. Tiba-tiba pesawat mini tanpa awak tersebut menyerang kepala Stefano. Dengan sigap, Stefano langsung menghindar.

Setelah memakan waktu cukup lama, drone tersebut akhirnya tunduk di bawah perintah Stefano. Liukannya lembut, sesuai perintah Stefano melalui remote control. Drone itu lantas terbang tinggi ke angkasa, menangkap gambar SMPN 4 Wonogiri dari udara.

Drone tersebut merupakan rakitan dari para siswa SMPN 4 Wonogiri yang tergabung dalam Ekstrakurikuler Robotik. Pesawat mini tanpa awak itu merupakan drone generasi pertama yang mereka rakit. Drone tersebut diklaim mampu mengangkat beban seberat 500 gram.

Instruktur Ekstrakurikuler Robotik SMPN 4 Wonogiri, Jupri Dwi Hanantyo, mengatakan drone generasi pertama tersebut merupakan media untuk mengenalkan siswa tentang teknologi drone. “Semua suku cadang dan bahan untuk body kami beli. Setelah itu, siswa kami ajarkan untuk merakitnya. Setelah mereka paham prinsip kerjanya dan berfungsi, baru kami ajarkan tahap lebih lanjut,” kata dia kepada wartawan di halaman SMPN 4 Wonogiri, Sabtu (8/4/2017).

Suku cadang tersebut berupa empat buah motor DC 12V, remote control, receiver, chassis, near-field communication (NFC), baling-baling, body, kabel, baterai, dan action camera. Seluruh suku cadang tersebut mereka datangkan langsung dari Medan, Sumatra Utara.

Diperlukan waktu sekitar dua bulan untuk merakit drone generasi pertama itu mulai Januari lalu. Selanjutnya, mereka mengembangkan drone rakitan generasi kedua namun dengan body berbahan dasar akrilik.

“Untuk desain drone generasi kedua ini kami serahkan seluruhnya kepada siswa. Body sudah dirakit dan dibentuk, tapi beberapa suku cadang masih menunggu proses pengiriman, sehingga belum bisa diterbangkan,” sambungnya.

Terpisah, Kepala SMPN 4 Wonogiri, Sukiman, mengatakan kedua drone itu menelan biaya sekitar Rp5 juta rupiah. Ekstrakurikuler Robotik itu baru dibentuk sekitar Desember 2016. Ekstrakurikuler tersebut diharapkan mampu menampung bakat siswa dalam hal elektronika.

“Karena sekolah kami sekolah inklusi, kami juga mendorong siswa kami yang menyandang disabilitas untuk ikut ekstrakurikuler ini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya