SOLOPOS.COM - Cagub Jateng, Sudirman Said (kiri), saat menemui siswi SMAN 1 Semarang yang dikeluarkan atas tuduhan bullying, Anindya Helga, di Jl. Selomoyo, Mukti Barat, Semarang, Sabtu (3/3/2018). (Istimewa-tim media dan komunikasi Sudirman Said)

Pendidikan di SMAN 1 Semarang berujung keputusan drop out (DO) kepada dua siswa.

Semarangpos.com, SEMARANG – Kejadian yang menimpa siswa SMAN 1 Semarang, Anindya Helga, dan Muhammad Afif Ashor, menarik simpati berbagai pihak. Salah satunya, calon gubernur Jawa Tengah (Jateng), Sudirman Said.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada Sabtu (3/3/2018) malam, cagub yang diusung Partai Gerindra, PKB, PAN, dan PKS, itu menyambangi kediaman Anin di Jl. Selomoyo, Mukti Barat, Semarang. Sudirman menyatakan rasa simpati akan kejadian yang dialami Anin.

“Ini [peristiwa] harus dinikmati. Tidak semua orang mendapat atau dihadapkan persoalan seperti ini. Apa yang menimpa Anin bisa menjadi inspirasi kita semua. Jangan pantang menyerah menegakkan kebenaran,” ujar Sudirman.

Anin dan Afif merupakan siswa kelas XII yang diputuskan keluar atau drop out (DO) oleh SMAN 1 Semarang. Keduanya dikeluarkan karena diduga melakukan tindak kekerasan kepada junior saat kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK) pada November 2018.

Keputusan itu pun membuat keduanya shock. Selain tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari pihak sekolah terkait keputusan melakukan DO, keduanya juga tengah bersiap menghadapi ujian nasional (UN) atau ujian kelulusan.

(Baca juga: 2 Siswa Terancam Gagal UN Gara-Gara Kebijakan SMAN 1 Semarang)

Sudirman mengatakan kunjungan ke rumah Anin itu bukan terkait kampanye pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018. Ia juga menolak jika kunjungannya ke rumah korban DO SMAN 1 Semarang itu terkait pencalonan dirinya sebagai cagub Jateng.

“Ini lebih ke urusan hati, urusan kemanusiaan. Saya pernah mengalami kejadian yang hampir sama, ujian dalam pendidikan. Kalau saya lebih soal pembayaran. Saya merasakan betul ketika sedang bersemangat belajar terus ujian besar menghadang,” beber mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu.

Menanggapi kasus yang menimpa Anin dan Afif, Sudirman tak ingin berkomentar panjang lebar. Meski demikian, ia menilai keseimbangan antara pendidikan di ruang kelas dan organisasi harus dijaga. Tindakan terlalu keras terhadap aktivitas organisasi akan membuat siswa terganggu dalam pengembangan kreativitas.

“Jadi tetap harus hati-hati. Bagaimana pun kepentingan siswa harus diutamakan. Kasus bullying memang harus ada tindakan, tapi pengetahuan juga harus membangun atittude dan perilaku,” beber Sudirman.

(Baca juga: SMAN 1 DO 2 Siswa, Ini Alasan Bu Kepsek…)

Sementara itu Anin berharap dapat mengikuti jejak Pak Dirman dalam menempuh jenjang pendidikan serta karir.

“Setelah saya melihat sendiri, saya meyakini Pak Dirman orang yang bijak. Pengin meniru jejak beliau,” harap gadis berusia 16 tahun itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya