SOLOPOS.COM - Panitia PPDB Online SMKN 1 Ponorogo menunggu calon peserta didik baru yang akan mendaftar, Selasa (4/7/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Pendidikan Ponorogo, kepala SMA swasta menyesalkan adanya perpanjangan PPDB online untuk sekolah negeri.

Madiunpos.com, PONOROGO — Sejumlah kepala SMA swasta di Kabupaten Ponorogo menyayangkan kebijakan pemerintah memperpanjang masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online. Perpanjangan PPDB online ini dianggap sebagai pembunuhan sekolah swasta secara pelan-pelan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

PPDB online untuk SMA/SMK negeri di Ponorogo yang dibuka pada Senin (3/7/2017) sejatinya sudah selesai pada Kamis (6/7/2017). Namun, PPDB online itu diperpanjang pada Senin dan Selasa (10-11/7/2017).

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Swasta Ponorogo, Ikhwanul Abrori, mengatakan sangat menyayangkan kebijakan menambah waktu PPDB online untuk sekolah negeri. Menurut dia, kebijakan tersebut bisa mematikan SMA swasta karena tidak mendapatkan peserta didik baru.

Abrori menyampaikan sangat mengapresiasi PPDB online yang mulai dilaksanakan tahun ini. Namun, apresiasi itu luntur setelah adanya perpanjangan PPDB online karena ada sejumlah SMA negeri yang belum memenuhi kuota.

Padahal, kata dia, sekolah swasta sangat berharap bisa mendapat limpahan calon peserta didik yang tidak lolos di sekolah negeri. Tetapi, harapan itu pupus setelah PPDB online sekolah negeri diperpanjang.

“Adanya perpanjangan PPDB online ini karena banyak sekolah negeri yang jumlah peserta didiknya tidak memenuhi kuota. Ini kan tidak konsisten namanya. Kemudian setelah pada perpanjangan ini tidak memenuhi pagu lagi, apa mau diperpanjang lagi,” terang dia, Selasa (11/7/2017).

Kepala SMK Bakti Ponorogo ini menyampaikan perpanjangan PPDB online ini menjadi tamparan keras bagi SMA swasta yang saat ini kesulitan mencari peserta didik. Hal seperti ini dirasakan sebagaian besar SMA swasta di Ponorogo.

“Karena diakui apa tidak, sekolah swasta itu menunggu limpahan peserta didik dari sekolah negeri. Pada PPDB online ini, sekolah swasta menunggu penutupan pendaftaran. Tetapi setelah pendaftaran ditutup malah dibuka lagi,” jelas Abrori.

Di SMA Bakti, ujar dia, kuota peserta didik baru lebih dari 150 anak. Tetapi, yang sudah mendaftar ulang hanya 50-an anak. Jumlah ini dikhawatirkan berkurang jika ada dari anak-anak tersebut yang diterima di sekolah negeri lewat perpanjangan PPDB online atau beralih ke sekolah lain.

“Keluhan dari kepala sekolah SMA swasta di Ponorogo hampir sama semua. Kami hanya bisa pasrah dengan kebijakan ini. Tetapi, kami berharap ke depan sistem seperti ini tidak diulang lagi,” terang dia.

Kasi SMA/SMK UPT Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Ponorogo, Eko Budi S., mengatakan banyak sekolah negeri pada PPDB online ini yang tidak memenuhi kuota. Untuk itu, dibuka PPDB online susulan selama dua hari yaitu Senin dan Selasa. Mengenai teknis pelaksanaannya, kata dia, masih sama seperti PPDB online pertama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya