“Untuk yang dilakukan pemerintah saat ini masih bersifat insidental, belum dilakukan lewat sekolah”
Harianjogja.com, BANTUL-Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dinilai paling efektif dilakukan melalui jalur sekolah termasuk untuk siswa penyandang disabilitas.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Ketua Forum Penguatan Hak Penyandang Disabilitas (FPHPD) Arni Surwanti mengatakan, pendidikan PRB ini akan lebih efektif jika dilakukan melalui jalur sekolah terutama dalam ekstrakulikuler pramuka.
“Untuk yang dilakukan pemerintah saat ini masih bersifat insidental, belum dilakukan lewat sekolah. Dirasa itu akan membuat biaya yang diperlukan besar. Berbeda jika diajarkan lewat sekolah,” ujar Arni di sela-sela diskusi terkait pembuatan buku panduan pembelajaran pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di SLB N 1 Bantul, Sabtu (14/10/2017).
Baca juga : Saat Bencana, Penyandang Disabilitas Kurang Diperhatikan
Sementara itu, buku PRB sendiri lebih banyak terdiri dari gambar-gambar yang dirasa akan lebih mudah dipahami oleh penyandang disabilitas. Arni mengatakan, buku tersebut masih perlu masukan dari berbagai pihak.
Selain itu dia berharap jika buku tersebut sudah benar-benar sempurna dapat mengkomunikasikan pada pemangku kepentingan di kabupaten maupun provinsi agar dapat ditindaklanjuti. “Untuk di kementrian pendidikan pemuda dan olahraga sendiri sudah disambut baik,” kata Arni.
Salah satu satu peserta, Wahyu Rahmad Dullah berharap dengan kegiatan ini nantinya dapat mengerti apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana khusunya gempa. “Dulu enggak tahu mau gimana pas ada gempa, cuma dibantu orangtua,” kata dia.