SOLOPOS.COM - Sajian tarian tradisional memeriahkan pembukaan pameran kursus dan pelatihan nasional bertema Kursus Membangun Karakter dan Daya Saing Bangsa di Solo Paragon Mall, Sabtu (27/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Ayu Prawitasari)

Sajian tarian tradisional memeriahkan pembukaan pameran kursus dan pelatihan nasional bertema Kursus Membangun Karakter dan Daya Saing Bangsa di Solo Paragon Mall, Sabtu (27/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Ayu Prawitasari)

SOLO — Bidang pendidikan nonformal khususnya di wilayah Jateng menghadapi empat tantangan serius yang harus segara ditangani secara tuntas. Kondisi demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Jateng, Nurhadi Amiyanto, Sabtu (27/10/2012).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam sambutannya di pembukaan acara pameran kursus dan pelatihan nasional bertema Kursus Membangun Karakter dan Daya Saing Bangsa di Solo Paragon Mall, Nurhadi secara singkat mengutarakan empat tantangan serius yang dihadapi bidang pendidikan nonformal. Keempat tantangan tersebut adalah banyaknya anak usia dini yakni 0-6 tahun yang belum mendapatkan pembelajaran secara tepat, banyaknya usia produktif yang berstatus pengangguran, warga berusia 45 tahun yang masih mendapat pendidikan formal serta beban keluarga akibat desakan ekonomi.

Dengan empat tantangan yang dihadapi tersebut, Nurhadi mengatakan, pihaknya terus menggalakkan berbagai program untuk dijalankan dalam bidang pendidikan nonformal. Dia juga menjanjikan bahwa program-program yang digelontorkan Dinas Pendidikan bersifat merata tanpa memandang status, jenis kelamin, pekerjaan atau faktor lainnya. Mereka yang memiliki pendidikan tinggi namun suatu saat membutuhkan kursus maka saat itulah pemerintah langsung membantu.

Sementara itu Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wartanto mengatakan gelaran pameran kursus di Solo dilatarbelakangi sejumlah alasan. Beberapa di antaranya adalah keberadaan Solo yang dikenal secara nasional dan internasional sebagai kota seni dan budaya, keberanian Solo sebagai kota pertama yang memproklamirkan diri sebagai kota vokasi dan kemahsyuran Solo sebagai kota yang inovatif.

“Melihat kondisi Solo terutama setelah menjadi kota vokasi, kami yakin sangat tepat apabila pameran yang berlangsung selama tiga hari dilangsungkan di kota ini. Dalam pameran kursus kali ini, sebanyak 20 stand turut meramaikan acara. Ini adalah sebuah kesempatan bagi lembaga kursus, pusat kegiatan belajar masyarakat dan lainnya untuk unjuk gigi kepada masyarakat tentang hasil-hasil yang sudah dicapainya,” ujar Wartanto.

Agar kehidupan masyarakat terutama generasi muda bisa lebih sejahtera, lanjut Wartanto, penyesuaian kemampuan dengan kebutuhan dunia industri sangatlah diperlukan. Di sinilah kursus dalam bidang pendidikan nonformal menjadi jembatan penghubung. “Saya yakin melalui kursus kita bisa membangun karakter dan daya saing bangsa di antara bangsa-bangsa lain di dunia,” tegas dia. Selanjutnya mengingat keberadaan Provinsi Jateng sebagai provinsi pertama yang berstatus sebagai provinsi vokasi yang memayungi banyak desa vokasi, dunia kursus di wilayah ini sudah sepatutnya terus berkembang maju, harap Wartanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya