SOLOPOS.COM - Seorang siswa SLB G Daya Ananda melukis saat pameran hasil karya siswa digelar di Dusun Ganjuran, Desa Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Selasa (30/9/2014). (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SLEMAN — Partisipasi masyarakat dan swasta dalam meningkatkan kualitas pendidikan sangat dibutuhkan, termasuk dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK).

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengatakan Pemkab mengapresiasi keterlibatan semua pihak dalam meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Menurutnya keterlibatan masyarakat dan swasta dalam pendidikan sangat dibutuhkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hal ini karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya partisipasi aktif dari para pemangku kepentingan,” katanya saat peresmian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Generasi Merdeka Sekolah Merdeka di Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman Senin (6/12/2021).

Baca juga: Asyiknya, Perpustakaan UGM Punya Creative Lounge, Ada Lapangan Golfnya

Ekspedisi Mudik 2024

Danang mengapresiasi dan mendukung pendirian PKBM Generasi Merdeka tersebut. Menurutnya, keberadaan PKBM ini mendukung upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam alinea ke empat pembukaan UUD 1945.

“Kami sangat mengapresiasi berdirinya PKBM ini terlebih untuk anak-anak berkebutuhan khusus,” kata Danang.

Dia berharap keberadaan PKBM Generasi Merdeka dapat menjadi alternatif bagi masyarakat dalam mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan. Sebab tujuan berdirinya sekolah itu untuk merangkul anak berkebutuhan khusus.

Baca juga: Lansia dan Anak Terlantar di Sleman Terima Bantuan Sosial

“Agar anak berkebutuhan khusus nantinya bisa memperoleh pendidikan dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan. Serta diharapkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik dapat dikembangkan secara optimal,” ujar Danang.

Anggota DPRD DIY Sadar Narimo mengatakan penyebaran Sekolah Luar Biasa (SLB) yang tidak merata di DIY berdampak pada belum optimalnya sarana prasarana SLB. Termasuk mengakomodasi kebutuhan belajar para ABK.

“Padahal secara konstitusi para ABK ini berhak memperoleh pendidikan yang sama dan setara. Kalau lokasi SLB jauh, maka ABK bisa masuk ke sekolah inklusi,” katanya.

Sekolah inklusi adalah tempat di mana ABK dapat belajar bersama dengan anak-anak reguler lainnya. Para ABK tetap didampingi oleh guru pendamping selama kegiatan belajar mengajar.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya